35.9 C
Semarang
Jumat, 29 September 2023

Pembelajaran TKRO Sistem Suspensi Menggunakan Model Kontekstual

Oleh: Ata Supriata, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, MODEL Pembelajaran Kontekstual merupakan suatu model pengajaran yang dirancang untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Hosnan, 2014).

Guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dikehidupan sehari-hari (Hudson dan Wishler 2013).

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah sebuah konsep belajar mengajar dimana seorang guru menghadirkan situasi yang nyata di dalam kelas serta melibatkan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang akan dipelajari.

Menurut Noor Yasin (2015) “Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran otomotif, bukan semata-mata karena materi yang sulit, namun bisa disebabkan oleh proses pembelajaran yang dilaksanakan. Pentingnya proses pembelajaran ini ditegaskan oleh Purwanto (2010) yang menyatakan, betapapun tepat dan baiknya bahan ajar otomotif yang ditetapkan, belumlah menjamin akan tercapainya tujuan pendidikan otomotif yang diinginkan. Salah satu faktor penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah model proses belajar yang dilaksanakan.

Penerapan Pembelajaran Kompetensi Dasar TKRO Menerapkan cara perawatan sistem suspensi menggunakan model Kontekstual diterapkan pada kelas XI TKRO SMKN 1 Bulakamba Brebes dengan menggunakan 6 komponen pembelajaran sebagai berikut :
Kontruktivisme (Constructivism). Suatu kegiatan siswa membangun sedikit demi sedikit pengetahuan yang dimiliki siswa. Kontruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Bertanya (Questioning). Kegiatan bertanya dalam proses pembelajaran, pengajuan pertanyaan dapat dilakukan guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa bahkan siswa dengan orang lain (nara sumber).

Menemukan (Inquiry). Suatu kegiatan siswa untuk berusaha menemukan sendiri pengetahuan bukan merupakan hasil mengingat fakta-fakta. Komunitas belajar (Learning Community). Suatu kegiatan siswa memperoleh hasil belajar dari bekerja sama atau betukar.

Permodelan (modeling). Permodelan dapat diartikan memberi suatu contoh nyata yang ditunjukkan guru atau orang lain bisa asli atau tiruan dan bisa berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep-konsep. Refleksi (Reflection). Refleksi yaitu berpikir kembali apa yang telah dilakukan dan apa yang akan diperoleh siswa dalam proses kegiatan pembelajaran.

Penilaian otentik (authentic assesment). Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan siswa melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

Suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang berfungsi meredam kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata yang dapat meningkatkan kenyamanan berkendara dan pengendalian kendaraan. Sistem suspensi terletak di antara bodi atau rangka dan roda-roda, berfungsi menyerap kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh keadaan jalan, sehingga memberikan kenyamanan pengendara.

Komponen suspense pada umumnya adalah pegas, shock absorber, ball joint, stabilizer bar, strut bar, dan lateral control rod. Model suspensi menurut konstruksinya ada dua modal utama suspensi, yaitu: Sistem suspensi dependen atau sistem suspensi poros kaku (rigid). Sistem suspensi independen atau sistem suspensi bebas.

Suspensi poros kaku (suspensi rigid) semula semua suspensi mobil menggunakan model ini, bahkan sekarang pun masih banyak digunakan pada kendaraan berat. Poros kaku (yang tunggal) dihubungkan ke rangka atau bodi dengan pegas (pagas daun atau pegas koil) dan shock absorber, jadi, tidak ada lengan-lengan.

Model kedua adalah Suspensi bebas (suspensi independen). Biasanya suspensi independen ini digunakan pada roda mobil penumpang atau truk kecil. Tetapi sekarang suspensi bebas banyak digunakan juga pada roda belakang mobil penumpang. Pada suspensi independen roda-roda kiri dan kanan tidak dihubungkan secara langsung pada poros tunggal. Kedua roda bergerak secara bebas tanpa saling mempengaruhi. Dengan demikian, gangguan terhadap sebuah roda ditanggulangi hanya roda itu saja.

Tipe pada model suspense bebas (independen) adalah Tipe MacPherson strut dan Tipe Double-wishbone. Dalam jenis sistem ini, Dengan sifat pegas yang elastis, pegas berfungsi untuk menerima getaran atau goncangan roda akibat dari kondisi jalan yang dilalui dengan tujuan agar getaran atau goncangan dari roda tidak menyalur ke bodi atau rangka kendaraan.

Beberapa tipe pegas yang digunakan pada sistem suspensi: Pegas ulir (coil spring), dikenal juga dengan nama ‘per keong’, jenis yang digunakan adalah pegas ulir tekan atau pegas ulir untuk menerima beban tekan. Pegas daun (leaf spring), umumnya digunakan pada kendaraan berat atau niaga dengan sistem suspensi dependen. Pegas puntir atau dikenal dengan nama pegas batang torsi (torsion bar spring), umumnya digunakan pada kendaraan dengan beban tidak terlalu berat.

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi dan terhadap hasil konsep yang telah didiskusikan terkait sistem suspense baik itu jenis suspensinya, komponen, fungsi, dan cara kerjanya.

Pembelajaran Kontekstual memberikan dorongan peserta didik dalam peningkatan pencapain karakter (PPK) diantaranya percaya diri, integritas, dan mandiri serta melatih pencapaian ketrampilan kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif.

Hasil penerapan proses pembelajaran kompetensi dasar TKRO menerapkan perawatan sistem suspensi menggunakan model Kontekstual yang diterapkan pada kelas XI TKRO SMKN 1 Bulakamba Brebes mampu menarik perhatian dan minat siswa sehingga dapat meningkatkan hasil pencapaian kompetensi baik pengetahuan dan keterampilan. (pg1/zal)

Guru SMKN 1 Bulakamba Brebes.


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya