30 C
Semarang
Kamis, 30 November 2023

Belajar Peristiwa Alam sambil Bermain Peran Sangat Mengasyikkan

Oleh : Eny Yuliana, S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, MINAT belajar merupakan bentuk ketertarikan, keinginan siswa untuk melakukan hal, tugas, latihan, yang berkaitan dengan pembelajaran. Dengan meningkatnya minat siswa dalam belajar maka secara signifikan prestasi hasil belajarpun secara otomatis akan baik. Dengan demikian peranan minat menjadi sangat penting/dominan berkaitan dengan upaya peningkatan hasil belajar siswa. Kenyataan yang terjadi dalam pembelajaran sering dijumpai hal-hal yang tidak mendukung dalam rangka pencapaian hasil belajar seperti minat atau keinginan siswa dalam belajar yang relatif masih rendah, beberapa kompetensi dasar sebagai tujuan pembelajaran yang belum mampu tercapai sesuai dengan standar KKM yang diharapkan dan sebagainya.

Salah satu keterampilan sebagai kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh guru yaitu penguasaan terhadap metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang masih tradisional inilah yang menyebabkankan siswa kelas 1 SD 02 Winduaji Kecamatan Paninggaran mengalami penurunan minat belajar. Khususnya pada KD mengenal teks cerita diri tentang “Peristiwa Alam”, secara mandiri dalam bahasa Indonesia secara lisan dan tulisan masih kurang lancar membaca ataupun memahami materi, sehingga menimbulkan hasil belajar siswa 50% dibawah sekolah.

Maka penyelesaian masalah tersebut dilakukan peneliti dengan cara menerapkan metode Role Playing atau bermain peran. Adalah metode pembelajaran yang didalamnya terdapat perilaku berpura-pura (acting) dari siswa sesuai dengan peran yang telah ditentukan, dimana siswa menirukan situasi dari tokoh-tokoh sedemikian rupa dengan tujuan mendramatisasikan dan mengekpresikan tingkah laku, ungkapan, gerak-gerik seseorang dalam hubungan sosial antar manusia. Model pembelajaran bermain peran penekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Murid diperlakukan sebagai subjek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi tertentu.

Langkah-langkah metode Role Playing menurut Uno (2007) adalah sebagai berikut : Satu, Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik artinya pada tahapan ini lebih mementingkan kesemangatan siswa dalam bermain peran dan paling menentukan keberhasilan. Kedua, Memilih peran, Ketiga, Menyusun tahap-tahap peran, Keempat, Menyiapkan pengamat, Kelima, Pemeran artinya pada tahapan ini para peserta didik mulai beraksi secara spontan, sesuai dengan peran masing-masing. Keenam, Diskusi dan Evaluasi, para peran diminta untuk mengemukakan perasaaan mereka tentang peran yang dimainkan. Ketujuh, Membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan. Pada tahap ketujuh ini peserta didik saling mengemukakan pengalaman hidupnya dalam berhadapan dengan orang tua, guru, teman dan sebagainya. Semua pengalaman peserta didik dapat diungkapkan atau muncul secara spontan.
Melalui bermain peran, peserta didik dapat meningkatkan kemampuan dan mengenali perasaannya sendiri dan perasaan orang lain, mendapatkan perilaku baru karena sebelumnya menangani situasi yang sulit, dan meningkatkan keterampilan memecahkan masalah mereka sendiri. Dan dengan metode bermain peran membawa peserta didik belajar dan beraktivitas yang menarik. Terbukti di kelas 1 SDN 02 Winduaji nilai aspek membaca dan menulis siswa meningkat 75% tuntas diatas KKM. (ag1/zal)

Guru SDN 02 Winduaji, Kabupaten Pekalongan


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya