RADARSEMARANG.COM, ILMU Pengetahuan Alam diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidenitifikasikan. Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di tingkat Madrasah Ibtidaiyah harus diciptakan proses belajar mengajar yang dapat meningkatkan aktifitas dan kreatifitas siswa. Salah satu materi yang dipelajari oleh siswa kelas VI pada Tema 9 KD.3.7 dan 4.7 adalah Sistem Tata Surya. Materi ini mencakup tentang Menjelaskan sistem tata surya dan karakteristik anggota tata surya, dan Membuat model sistem tata surya.
Pelaksanaan pembelajaran IPA di MI Darussalam Juragan Kec. Kandeman Kabupaten Batang tidak selamanya selalu berjalan lancar. Mata pelajaran IPA membutuhkan suatu percobaan. Sesuai dengan daya pikir anak di tingkat Madrasah Ibtidaiyah yang masih digunakan dalam pola pikir yang kongrit, maka dalam proses – proses pembelajaran yang abstrak harus dibantu agar pembelajaran menjadi kongrit. Siswa sulit memahami konsep system tata surya karena kurangnya variasi penggunaan metode pembelajaran. Pemahaman dan penguasaan materi dari siswa masih kurang dan siswa menjadi bosan dalam mengikuti proses pembelajaran akibatnya hasil nilai pada penilaian harian masih banyak yang belum tuntas. Untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya dengan memilih metode pembelajaran yang menarik.
Kooperative berasal dari kata cooperte yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Anita Lie ( 2000:12) menyebut Cooperative Jigsaw dengan istiah pembelajaran gotong royong,yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas terstruktur.Lebih jauh dikatakan Coopertive Jigsaw hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau satu tim yang didalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anngota kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja. Kooperatif Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawankawan dari Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan. Adapun Langkah-langkah penggunaan metode Kooperatif Jigsaw adalah sebagai berikut : Pertama, Kelas dibagi menjadi beberapa tim, yang anggotanya terdiri dari 4 atau 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen.
Kedua, Materi Sistem tata Surya disajikan kepada siswa dalam bentuk teks dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari materi tersebut .Ketiga, Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari materi Tata Surya yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut `kelompok pakar` atau expert group. Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula atau home teams untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar. Langkah Terakhir, Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam home teams, para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari Pembelajaran IPA dengan Penggunaan model kooperatif jigsaw pada siswa kelas VI MI Darussalam Juragan Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang, penggunaan model ini dapat meningkatkan kemampuan memahami materi Sistem Tata Surya. Hal ini dibuktikan dengan perolehan rata rata nilai Penilaian Harian yang mengalami kenaikan hingga mencapai tingkat ketuntasan sebesar 86.75 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Kooperatif Jigsaw mampu meningkatkan kemampuan akademik siswa dan juga mampu membuat pembelajaran lebih bermakna karena siswa mampu menggali pengetahuan dari interaksi kelompok. (gb1/zal)
Guru MI Darussalam Juragan, Batang