32 C
Semarang
Kamis, 7 Desember 2023

Talking Stick Membuat Pembelajaran IPA lebih Menyenangkan

Oleh : Rusmiyati, S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, PEMBELAJARAN merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan siswa atau obyek belajar dan guru sebagai subyek pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar di kelas sangat ditentukan oleh kerjasama yang baik antara guru dan siswa. Guru akan bersemangat apabila dalam proses belajar mengajar direspon baik oleh siswanya. Demikian juga siswa akan bersemangat dan bersenang hati apabila guru dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan metode belajar yang tepat dan menyenangkan. Namun pada kenyataannya masih ada siswa yang kurang memperhatikan guru saat menyampaikan materi pembelajaran di kelas. Demikian juga yang dialami di kelas V SDN 07 Wanarejan pada muatan pelajaran IPA KD 3.3 Menjelaskan organ percernaan dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia. Mereka ada yang asyik mengobrol dengan teman dan ada juga yang bercanda sehingga mengganggu teman yang lain. Selama ini, guru kurang memanfaatkan alat peraga dan terbiasa dengan metode ceramah yang dominan serta kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

Menurut Eggen dan Kauchak dalam Hasan Fauzi Maufur (2009:129) pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok–kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.

Salah satu contoh model pembelajaran kooperatif yang bisa digunakan yaitu model pembelajaran Talking Stick. Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat. Tongkat dijadikan sebagai jatah atau giliran untuk berpendapat atau menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pelajaran.

Menurut Maufur (2009:88), Talking Stick merupakan sebuah model pembelajaran yang berguna untuk melatih keberanian siswa dalam menjawab dan berbicara kepada orang lain. Sedangkan penggunaan tongkat secara bergiliran sebagai media untuk merangsang siswa bertindak cepat dan tepat sekaligus untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Talking Stick: Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 4-5 orang. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm. Memberikan kesempatan pada kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran tersebut dalam waktu yang telah ditentukan. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana. Guru mempersilakan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok, setelah itu guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan. Setelah semuanya mendapat giliran, guru membuat kesimpulan dan melakukan evaluasi, baik individu atau pun secara berkelompok. Dan setelah itu menutup pelajaran.

Alasan guru menggunakan model pembelajaran ini adalah bisa menguji kesiapan dan melatih siswa,memacu siswa untuk lebih giat belajar dan berani mengemukakan pendapat.

Kegiatan pembelajaran ini telah diterapkan diterapkan di kelas V SDN 07 Wanarejan,Kec.Taman, Kab.Pemalang. Hasilnya menjadikan siswa lebih semangat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. (ti2/zal)

Guru SDN 07 Wanarejan, Kabupaten Pemalang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya