RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran di kelas IV SD Negeri Campurejo, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung pada mata pelajaran Ilmu Pengetahun Alam (IPA) pada Kompetensi Dasar 3.3 Macam-macam gaya (gaya listrik, gaya otot, gaya magnet, gaya grafitasi dan gaya gesek). Dengan jumlah siswa 23 anak.
Pada saat pembelajaran banyak siswa yang tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran. Mereka bermain sendiri dan kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran selesai siswa masih bingung tentang materi dan masih belum mengerti dalam mengidenfifkasi gaya.
Sebagai guru, maka berpikir bagaimana cara agar siswa lebih tertarik dengan pembelajaran. Evaluasi pun siswa mendapatkan hasil yang maksimal bisa mencapai kriteria ketuntasan minimal.
Guru telah menentukan metode yang digunakan yaitu MaMa (Make a Match), menurut Suyatno (2009:102) model pembelajaran make a match adalah salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada permainan. Diungkapkan model pembelajaran ini guru harus mempersiapkan semua yang diperlukan yaitu kartu soal yang berisi soal atau permasalahan dan kartu jawabannya. Prinsip-prinsip make a match pada dasarnya antara lain : anak belajar melalui berbuat, anak belajar melalui panca indra, anak belajar melalui bahasa, anak belajar melalui gerak. Model ini sangat menarik siswa karena bisa sambil bermain.
Dalam mengembangkan model make a match menurut Suyatno (2009:42) guru seharusnya mengembangkan hubungan baik dengan siswa dengan cara perlakukan siswa sebagai manusia yang sederajat. Ketahui apa yang disukai siswa, cara pikir dan perasaan mereka. Bayangkan apa yang akan mereka katakan mengenai diri sendiri dan guru.Ketahui hambatan-hambatan siswa, berbicaralah dengan jujur dan halus. Dan bersenang-senang dengan mereka.
Atas pertimbangan tersebut, guru melaksanakan pembelajaran IPA kompetensi dasar macam-macam gaya. Langkah yang ditempuh di antaranya guru mempersiapkan kartu dan gambar kegiatan sehari-hari yang menggambarkan gaya-gaya yang dibutuhkan pada pembelajaran. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 5 anak. Guru memasang kartu di papan tulis macam-macam gaya antara lain gaya otot, gaya magnet, gaya grafitasi, gaya listrik dan gaya gesekan.
Setiap kelompok diberi sejumlah kartu yang bergambar tentang kegiatan yang menggunakan bermacam-macam gaya. Siswa diberi waktu untuk menempelkan setiap gambar yang sesuai dengan kartu nama gaya yang sudah di pasang di papan tulis sampai kartu gambar setiap kelompok habis dipasang.
Kelompok yang tercepat memasang gambar dan benar maka kelompok tersebut menang. Kelompok yang kalah menyanyi di depan kelas. Setelah diulang siswa siswa sangat menikmati permainan tersebut.
Selesai pembelajaran guru melaksanakan evaluasi mengidentifikasi gaya dan hasil yang didapat siswa 80 persen di atas kriteria ketuntasan minimal. Mereka bisa mengerjakan evaluasi dengan waktu yang relatif lebih cepat. Kerja sama mereka juga meningkat senada dengan Lie (2003:27) yaitu dari model pembelajaran ini akan tercipta kerja sama yang baik dan berpikir cepat. Seperti make a match merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial. Model make a match melatih siswa untuk memiliki sikap sosial dan melatih untuk bekerja sama juga melatih kecepatan dalam berfikir. Model make a match adalah salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada permainan (Suyatno 2009:102).
Sebagai seorang pendidik perangkat pembelajaran yang dibutuhkan harus dipersiapkan agar pembelajaran berjalan sesuai dengan harapan, menyenangkan. Dengan metode MaMa ternyata meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Campurejo, Kecamatan Tretep, Temanggung pada materi macam-macam gaya. (agu1/lis)
Guru SDN Campurejo, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung.