RADARSEMARANG.COM, Di masa pandemi saat ini dunia pendidikan sedang ramai dengan berbagai keluhan dari siswa maupun orang tua. Siswa banyak mengeluhkan tidak bisa bertatap muka secara langsung, tidak bisa merasakan asyiknya belajar bersama teman-teman. Mereka juga bosan dengan metode penugasan yang monoton dari pihak guru. Pihak orang tua juga banyak berkeluh kesah mengenai peran ganda mereka. Selain sebagai orang tua yang harus bekerja, orang tua pun harus merangkap sebagai guru bagi anak-anak mereka. Hal ini menimbulkan polemik, lantaran tidak semua orang tua siap membantu memberikan pelajaran kepada anaknya karena tidak semua orang tua dapat memahami kompetensi mengajar.
Berangkat dari hal tersebut, guru hendaknya memberikan pelayanan dengan metode pembelajaran variatif bagi anak didiknya di masa pandemi ini. Bukan hanya memberikan metode penugasan setiap harinya. Guru dituntut untuk kreatif dan inovatif. Hal ini tentunya dapat sedikit meringankan beban orang tua untuk membantu belajar anak mereka.
Salah satu penerapan pelajaran Basa Jawa kelas dua Sekolah Dasar Negeri Sudipayung dengan Kompetensi Dasar Mengenal Tokoh Punakawan. Di buku pelajaran Basa Jawa dijelaskan jumlah punakawan ada empat yaitu Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Terlihat mudah tetapi belum tentu bagi anak kelas dua SD yang kadang untuk menghafalkannya saja sulit, bahkan terbolak-balik urutannya. Maka dibutuhkan metode yang membuat mereka merasa senang. Menurut Hamdani dalam Suid A, M Nasir Yusuf, Nurhayati (2011:80), metode adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa.
Metode yang digunakan dalam mengenalkan Punakawan pada siswa kelas 2 SDN Sudipayung yaitu melalui permainan tepuk/ice breaking. Menurut Sunarto dalam buku Ice Breaker dalam Pembelajaran Aktif, (Surakarta: Yuman Pressindo, 2012), ice breaking bisa diartikan sebagai usaha untuk memecahan atau mencairkan suasana yang kaku seperti es agar menjadi lebih nyaman mengalir dan santai. Hal ini bertujuan agar materi-materi yang disampaikan dapat diterima. Siswa akan lebih dapat menerima materi pelajaran jika suasana tidak tegang, santai, nyaman, dan lebih bersahabat. Tepuk juga populer atau sering digunakan oleh kebanyakan guru TK/Paud guna menarik minat anak didik. Di sisi lain, tepuk juga memiliki banyak sekali manfaat di antaranya adalah memberikan rasa gembira, meningkatkan kecerdasan otak, melancarkan sirkulasi peredaran darah, menyingkirkan rasa nyeri, membantu aliran oksigen ke paru-paru, juga baik bagi penderita tekanan darah rendah.
Dalam pembelajaran tepuk punakawan secara daring seperti sekarang, guru dapat mengajarkan melalui media pembelajaran online seperti zoom atau bisa juga mengirim video pembelajaran melalui WhatsApp grup. Peran guru disini dituntut untuk seekspresif mungkin dengan mimik wajah menyenangkan agar anak didik juga tidak tegang, hafal, serta merasa terhibur. Video kemudian akan dihafal lalu ditirukan oleh siswa, tentunya dengan bantuan dari orang tua guna mengarahkan gaya dan merekam video yang kemudian dikirim melalui japri WhatsApp ke nomer guru. Adapun bunyi Tepuk Punakawan sebagai berikut : Diasem asemar, disigar sigareng, dipepe pepetruk, babaciluk bagong. Diharapkan dengan metode permainan dengan tepuk punakawan ini, pembelajaran daring tidak membosankan, serta materi dapat diserap secara maksimal. (pg1/ton)
Guru SD Sudipayung, Ngampel, Kendal.