32 C
Semarang
Kamis, 7 Desember 2023

Bahan Alami Optimalkan Peran Guru dalam Penguasaan Konsep IPA Siswa di Masa PJJ

Oleh: Mukhamad Khustikno, S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Satu tahun belakangan, belajar dari rumah merupakan konsekuensi yang harus dialami siswa pada masa pandemi Covid-19 ini demi keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Beberapa kendala yang dialami oleh siswa yaitu kesiapan media untuk pembelajaran daring seperti handphone. Selain itu, minat dan motivasi dalam diri siswa untuk belajar juga menjadi sangat penting karena pada masa pembelajaran jarak jauh (PJJ), keberhasilan belajar siswa menjadi sangat bergantung pada siswa itu sendiri. Di sisi lain, orang tua siswa juga banyak mengalami kesulitan untuk mendampingi anak-anaknya belajar dikarenakan adanya keterbatasan waktu.

Pada pembelajaran jarak jauh (PJJ), siswa dituntut untuk menemukan dan mengalami sendiri. Pada pembelajaran IPA, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bermakna, guru perlu mencari alternatif pembelajaran yang menyesuaikan dengan kondisi masing-masing siswa. Contohnya, pada pembelajaran praktik materi indikator asam basa, indikator yang seharusnya berupa kertas lakmus, larutan indikator, dan pH meter menjadi tidak bisa digunakan karena siswa akan kesulitan untuk mendapatkannya. Maka dari itu, pembelajaran harus didesain dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh di sekitar siswa. Alternatif yang dapat digunakan yaitu indikator alami seperti tanaman kunyit, daun pucuk merah, kulit buah manggis, daun kubis ungu, bunga panca warna (Hidrangea sp), bunga sepatu, bunga mawar, dan bayam merah.

Kunyit (Curcuma longa) memiliki warna jingga atau oranye dan merupakan bumbu dapur yang bisa didapatkan oleh siswa dengan mudah. Selain sebagai bumbu dapur, kunyit bisa digunakan sebagai indikator asam basa. Jika diteteskan pada zat bersifat asam, maka warna kunyit akan berubah warnanya menjadi kuning. Jika diteteskan pada zat yang bersifat basa, warna kunyit akan berubah menjadi warna merah.

Buah manggis (Garcinia mangostana) merupakan tanaman daerah tropis yang tumbuh di daerah hangat dan stabil. Kulit buah manggis yang matang memiliki warna ungu kemerahan hingga ungu kehitaman. Ekstrak kulit buah manggis dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Jika diteteskan pada zat yang bersifat asam, ekstrak kulit buah manggis akan berwarna oranye, sedangkan pada zat yang bersifat basa, ekstrak tersebut akan berwarna cokelat.

Tanaman pucuk merah (Syzygium oleana) merupakan tanaman hias di pekarangan rumah atau pinggir jalan. Daunnya yang berwarna merah dapat dimanfaatkan sebagai indikator asam basa. Ekstrak daun pucuk merah akan berubah warna menjadi kemerahan. pada zat yang bersifat asam dan berwarna kuning hingga kecoklatan pada zat yang bersifat basa. Sementara itu, bunga sepatu, jika ditambahkan pada zat bersifat asam akan berwarna merah muda, sedangkan pada zat yang bersifat basa akan berwarna hijau.

Daun kubis ungu (Brassica oleracea L.), pada zat yang bersifat asam, warnanya akan berubah menjadi merah muda hingga merah. Pada zat yang bersifat basa, warnanya akan berubah menjadi hijau. Selain itu ada juga bunga panca warna (Hydrangea macrophylla), tanaman yang dijadikan sebagai obat yang tumbuh di daerah beriklim sejuk. Tanaman ini dapat digunakan sebagi indikator asam basa. Pada tanah yang kondisinya bersifat asam, bunganya akan berwarna biru. Pada tanah yang bersifat basa, warna bunganya adalah merah. Karena bahan-bahan tersebut tersedia di sekitar kita, siswa akan dengan mudah mendapatkannya.

Demikian pembelajaran dengan bahan alami ini akan sangat membantu dalam penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran IPA karena bahan-bahan tersebut sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Pada akhirnya, tercapainya target pembelajaran tidak lepas dari peran dan kerja sama yang baik antara guru, orang tua, dan siswa itu sendiri. (pg1/ton)

Guru IPA MTs Negeri 4 Magelang.


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya