RADARSEMARANG.COM, Prestasi pendidikan selalu dinilai dengan penilaian akademik dari setiap mata pelajaran ujian nasional yang tahun ini diganti dengan AKM. Namun ketika ujian nasional akan dilaksanakan, sekolah hanya mengutamakan pembelajaran pada mata pelajaran yang diujikan saja. Pendidikan olahraga tidak diperhatikan. Idealnya pendidikan olahraga mampu menyiapkan siswa dalam menghadapi ujian. Baik itu dalam bentuk kesiapan fisik, mental dan konsentrasi.
Wawan S. Suherman (2004: 23) mengatakan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi.
Sedangkan Siedentop (1991), pakar pendidikan jasmani dari Amerika Serikat, mengatakan pendidikan jasmani dapat diterima secara luas sebagai model “pendidikan melalui aktivitas jasmani.” Berkembang sebagai akibat dari merebaknya telaahan pendidikan gerak pada akhir abad ke-20 ini dan menekankan pada kebugaran jasmani, penguasaan keterampilan, pengetahuan, dan perkembangan sosial.
Menurut Jesse Feiring Williams (1999; dalam Freeman, 2001), pendidikan jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang terpilih sehingga dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Pendidikan jasmani menekankan pendidikan fisikal melalui pemahaman sisi kealamiahan fitrah manusia ketika sisi keutuhan individu adalah suatu fakta yang tidak dapat dipungkiri.
Pendidikan jasmani juga terkait dengan respon emosional, hubungan personal, perilaku kelompok, pembelajaran mental, intelektual, emosional, dan estetika. Pendidikan melalui fisikal maksudnya adalah pendidikan melalui aktivitas fisikal (aktivitas jasmani). Tujuannya mencakup semua aspek perkembangan kependidikan, termasuk pertumbuhan mental, sosial siswa.
James A.Baley dan David A.Field (2001; dalam Freeman, 2001) menekankan pendidikan fisikal yang dimaksud adalah aktivitas jasmani yang membutuhkan upaya yang sungguh-sungguh. Pendidikan bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan seseorang mampu menyelesaikan aspek-aspek yang terkait dalam kehidupan.
Di lapangan aktivitas fisik berangsur dihentikan ketika ujian akan dilaksanakan. Khususnya pada siswa yang akan mengikuti ujian. Olahraga ringan sesuai kemampuan, konsentrasi mental sosial ternyata ada hubungan yang sangat positif. Hubungan antara aktivitas fisik dengan fungsi kognitif atau ingatan dalam ujian nasional diperlukan mental, fisik yang kuat. Terutama kemampuan kognitif siswa dalam menghadapi ujian. Maka siswa perlu dipersiapkan bukan hanya kegiatan belajar, namun didukung aktivitas fisik, kognisi atau kognitif terkait kemampuan otak untuk menyimpan informasi yang didapat dari panca indra.
Olahraga memiliki peran penting dalam pendidikan. Peningkatan kebugaran menghasilkan peningkatan yang lebih besar dalam peringkat akademis yang terlihat pada anak perempuan dan laki-laki. Prestasi akademik tidak terganggu oleh pelajaran olahraga.
Pendidikan olahraga di SMK Negeri 1 Ngablak berperan penting untuk kesehatan peserta didik. Siswa yang memiliki kebugaran jasmani yang baik akan berpengaruh pada sistem kognisi atau kognitif pada otak. Yaitu peran hippocampus yang mampu meningkatkan fungsi memori. Tubuh yang bugar dengan keadaan fungsi jantung yang baik akan mengantarkan darah yang membawa oksigen dan protein yang dibutuhkan otak.
Kecukupan asupan pada otak akan membantu keberlangsungan hidup sel-sel saraf yang berperan untuk menyimpan informasi atau stimulus. Pendidikan olahraga perlu digencarkan di sekolah agar tercipta generasi penerus bangsa yang sehat jasmani, rohani dan cerdas pada bidang akademik. (pm1/lis)
Guru Penjasorkes SMKN Negeri 1 Ngablak, Kabupaten Magelang