RADARSEMARANG.COM, GURU profesional harus pandai mengelola kelas, pandai mengajar, pandai menyampaikan materi, pandai membuka dan menutup pelajaran. Guru juga harus bisa menguasai dan terampil menggunakan berbagai pendekatan dan strategi pengelolaan kelas, mudah menciptakan iklim belajar yang baik dan menyenangkan. Iklim yang demikian itu memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan potensi-potensi dirinya secara optimal.
Agar guru dapat menciptakan suasana fun learning, dibutuhkan penerapan metode belajar yang tepat. Oleh sebab itu, seorang guru harus bisa memilih metode yang sesuai dengan kondisi peserta didik dan disesuaikan pula dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
Sejak tahun 2018, SDN Mlatiharjo 1, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak, mulai melaksanakan Kurikulum 2013. Yaitu kurikulum dengan pembelajaran tematik terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Terutama peserta didik di kelas 1. Karena anak-anak pada usia ini berada pada rentang usia dini yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan sehingga pembelajarannya masih bergantung pada objek-objek konkret dan pengalaman yang dialami.
Dari pengalaman penulis, sebagai guru yang mengajar kelas 1, pembelajaran matematika KD 3.4 yaitu “menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99 dalam kehidupan sehari-hari serta mengaitkan penjumlahan dan pengurangan. Tingkat kesulitannya agak tinggi, maka harus selalu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan agar peserta didik dapat dengan mudah menerima pelajaran tersebut.
Metode fun learning adalah metode pembelajaran dimana seorang guru dapat menciptakan suasana hangat dan menyenangkan dalam pembelajaran. Karena dengan suasana yang hangat dan menyenangkan, apapun yang kita ajarkan akan mudah diterima dengan senang hati. Ketika sesuatu itu mudah diterima, maka peserta didik akan mudah melakukan suatu perubahan.
Menurut Tols Toy (Darmasyah, 2010), belajar menyenangkan sangat perlu dalam proses pembelajaran. Karena akan sangat membantu peserta didik untuk bisa menjadikan bahan pembelajaran menjadi bermakna, memberikan motivasi belajar, dan menyediakan kepuasan belajar. Karena pembelajaran menyenangkan akan membuat anak merasa tidak terbebani dan dipaksa untuk belajar.
Dalam metode fun learning, sebelum memulai pelajaran anak diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen terhadap konsep-konsep dasar. Peserta didik dibiarkan menemukan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik merasa tidak terbebani dengan berbagai pelajaran. Di antara penerapan pelajaran yang menyenangkan adalah dengan pujian, selingan humor, dan menghadirkan bentuk-bentuk permainan sesuai dengan materi pelajaran.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengajaran fun learning adalah, setiap tatap muka, guru menyampaikan topik-topik pelajaran dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Guru memberikan gambaran atau penjelasan tentang materi yang dipelajari, memperlihatkan dan menjelaskan keterkaitan antara konsep metode fun learning pada pokok bahasan. Sebelum mengakhiri proses pembelajaran, siswa diberikan PR pokok bahasan dalam penerapan metode fun learning untuk dikerjakan di rumah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus bisa membuat semua hal yang sulit menjadi mudah dipahami, yang rumit menjadi mudah dimengerti, atau yang sukar menjadi mudah dilakukan. (pg2/ida)
Guru SDN Mlatiharjo 1, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak