RADARSEMARANG.COM, Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka dan kreatif tanpa kehilangan identitas dirinya seperti penjelasan dari Aunurrahman (2009: 46).
Hal ini selaras dengan tujuan pendidikan nasional termasuk salah satunya pada proses pembelajaran matematika. Yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Yakni manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Sejalan dengan itu, Fathani dan Abdul Hakim (2009: 54) mengungkapkan bahwa mata pelajaran matematika tidak sekadar diperoleh berbagai pengetahuan dan keterampilan. Tetapi mendorong siswa untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap prinsip, nilai dan proses, dan menumbuhkan daya nalar, berpikir logis, sistematis, kritis, kreatif, cerdas. Rasa keindahan, terbuka dan rasa ingin tahu sesuai dengan filsafat matematika.
Bekal pembelajaran matematika tersebut diharapkan siswa memiliki kemampuan menghadapi masa datang yang selalu berubah, dan menjadi manusia yang berkualitas yang diperlukan untuk pembangunan bangsa. Pada penerapan proses pembelajaran guru harus mampu memanfaatkan semua benda di sekeliling untuk dijadikan sebagai alat pembelajaran atau sering disebut dengan alat peraga.
Djoko Iswadji (2003:11) menjabarkan alat peraga matematika adalah seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika.
Alat peraga berfungsi untuk menerangkan atau memperagakan suatu mata pelajaran dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar guru harus mampu menjelaskan konsep kepada siswanya. Usaha ini dapat dibantu dengan alat peraga matematika, karena dengan bantuan alat-alat tersebut, yang sesuai dengan topik yang diajarkan, konsep akan dapat lebih mudah dipahami lebih jelas. Penulis sekaligus guru matematika di SMP Negeri 1 Kajen menerapkan alat peraga matematika di kelas VIII pada materi volum dan luas bangun ruang sisi datar.
Peranan alat peraga matematika yang pertama adalah meletakkan ide-ide dasar konsep. Dengan bantuan alat peraga yang sesuai, siswa dapat memahami ide-ide dasar yang melandasi sebuah konsep. Meningkatkan minat dan motivasi menjadi peranan alat peraga matematika kedua. Peranan yang ketiga adalah dapat memperbesar perhatian siswa terhadap pengajaran yang dilangsungkan, karena mereka terlibat dengan aktif dalam pengajaran yang dilaksanakan. Pada peranan selanjutnya, siswa akan semakin mudah memahami hubungan antara matematika dan lingkungan alam sekitar. Siswa akan semakin mudah memahami kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Selain peranan dari alat peraga matematika dalam proses pembelajaran, pemanfaatan alat peraga harus diperhatikan.
Pertama, penggunaan alat peraga harus dilaksanakan secara tepat dan cermat. Alat peraga harus digunakan secara tepat dan cermat disesuaikan dengan sifat materi yang disampaikan. Kedua, mampu menghasilkan generalisasi atau kesimpulan abstrak dari representasi konkret. Maksudnya, dengan bantuan alat peraga yang sifatnya konkret, siswa diharapkan mampu menarik kesimpulan. Ketiga, alat peraga harus dibuat sebaik mungkin, menarik untuk diamati, dan mendorong siswa untuk bersifat penasaran, sehingga diharapkan motivasi belajarnya semakin meningkat serta menumbuhkan daya imajinasi peserta didik. Penerapan alat peraga ternyata dapat melatih peserta didik dalam keterampilan, penguatan konsep, berpikir kritis dan analitik. (ti1/lis)
Guru SMP Negeri 1 Kajen, Kabupaten Pekalongan