27 C
Semarang
Senin, 11 Desember 2023

Pembelajaran Penjas di Masa Pandemi Covid-19

Oleh : Ismiati S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 mengharuskan guru, melaksanakan WFH (work from home) dalam mengajar. Kegiatan pengajaran yang tiba-tiba berubah drastis ini menjadi tantangan bagi guru khusunya guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK), agar sasaran dan tujuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dapat tercapai. Meskipun melalui surat edaran Mendikbud No 4 Tahun 2020 terkait panduan pembelajaran di rumah selama masa pandemi mengharuskan guru untuk tidak membebani peserta didik melalui tuntutan capaian kurikulum sebagai syarat kenaikan kelas.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah mata pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari siswa di masa sekarang ini. Karena dengan pengetahuan mengenai kesehatan dan praktik olahraga siswa dapat membentengi diri salah satunya dengan meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) untuk mencegah korona virus. Dengan olahraga teratur menjadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan.
Bukan itu saja, guru pendidikan jasmani harus memastikan proses pengajaran mata pelajaran pendidikan jasmani menggunakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilaksanakan dari rumah mampu untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial. Sehingga materi pelajaran harus disusun ulang secara seksama agar pengalaman belajar pendidikan jasmani didapatkan oleh siswa. Namun disesuaikan dengan kemampuan melaksanakan pembelajaran siswa di rumah.

Namun pola pembelajaran di rumah pastinya memiliki tantangan dan kendala tersendiri terutama untuk guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Kendala umum yang dihadapi guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh ini, di antaranya fasilitas media mengajar elektronika (komputer, laptop, HP android) ini tidak semua siswa memiliki.
Keterbatasan ekonomi dalam pembelian kuota/paket data dan fasilitas peralatan yang dimiliki siswa. Tdak dapat dipungkiri bahwa terdapat juga guru Penjas yang tidak mampu memanfaatkan media mengajar elekronik berbentuk hardware dan software dengan baik atau gaptek. Kemudian akses internet yang terbatas di tiap-tiap wilayah guru dan siswa itu berdomisili.

Sejauh ini guru penjas juga masih kebingungan dalam memilih dan memanfaatkan platform teknologi atau online learning yang dapat memenuhi pengajaran pendidikan jasmani.

Jika guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tidak dapat beradaptasi dengan cepat dalam menindaklanjuti rintangan tersebut, prestasi akademik siswa sudah pasti akan terpengaruh. Bahkan kekhawatiran para ahli pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan akan ancaman ‘kekurangan gerak’ yang dapat menimbulkan masalah kebugaran dan berbagai macam penyakit pun akan mendera anak-anak kita karena sistim imun yang lemah.

Tanggung jawab dan peran guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan benar-benar diuji di masa pandemi ini. Apakah guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sebagai tenaga profesional dapat menjawab tantangan ini?

Dalam menjawab tantangan ini, perlu kiranya kita kembali memahami bahwa cakupan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan itu sangat luas, memungkinkan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dapat dilakukan di mana saja. Artinya tidak terbatas baik tempat maupun sarana prasarana yang memadai. Siapa saja bisa ikut terlibat berperan serta memberikan pendidikan jasmani. Orang tua di rumah misalnya, dapat memberikan petunjuk cara menendang bola dengan baik dan benar.

Hal ini harus betul-betul menjadi tugas bagi seluruh pemerhati pendidikan jasmani dan terutama bagi guru pendidikan jasmani untuk bekerja sama menyosialisasikan dan mengupayakan jalan keluar dari tantangan di masa pandemi yang kita hadapi demi keberhasilan program pendidikan jasmani. (kb4/lis)

Guru Penjas SMP Negeri 3 Demak


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya