RADARSEMARANG.COM, KEMAMPUAN membaca, menghafal dan mengingat ayat Alquran setiap individu sebagai seorang siswa berbeda-beda. Akan tetapi kemampuan tersebut dapat ditingkatkan dengan menyesuaikan kondisi lingkungan dan model yang tepat. Model pembelajaran yang dipergunakan guru ketika mengharapkan siswanya menghafalkan Alquran menjadi pertimbangan penting. Siswa akan menemukan kesusahan untuk dapat menghafalkan ayat-ayat Alquran yang melekat pada pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti ketika model pembelajaran yang dipergunakan kurang tepat. Meskipun dijelaskan menurut Matlin (2008:45) bahwa hafalan merupakan pengulangan informasi yang akan tersimpan lebih lama dan lebih mudah untuk diingat kembali.
Model pembelajaran kooperatif dan inovatif yang memudahkan siswa dalam membaca, mempelajari, memahami dan menghafalkan tanpa meninggalkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan harus diimplementasikan oleh seorang guru. Inovatif bermakna setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Sedangkan kreatif, setiap pembelajaran harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metode, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan sebagai alternatif adalah model Picture and Picture.
Agus Suprijono (2009:110) menjabarkan bahwa model pembelajaran Picture and Picture adalah model pembelajaran yang menggunakan gambar dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Penulis sekaligus guru PAI dan BP SDN 01 Sijeruk Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan ikut menerapkan model pembelajaran Picture and Picture pada pembelajaran ayat Alquran yaitu QS: Al-Makmun dikelas lima.
Adapun langkah-langkah penulis ketika mempraktekkan model pembelajaran Picture and Picture yaitu pertama menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Kemudian memberikan materi pengantar sebelum kegiatan sebagai stimulan permulaan pembelajaran dan tidak ketinggalan memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Langkah berikutnya adalah menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan. Karena saat ini fokusnya kepada pembelajaran ayat Alquran, maka gambar yang disediakan berupa potongan-potongan surat al-Ma’un. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan diberikan potongan ayat untuk dibaca, dianalisa, dipasangkan, diurutkan dan dipresentasikan. Penentuan waktu diperlukan sebagai bentuk kedisiplinan dalam berdiskusi. Setelah waktu diskusi selesai, setiap kelompok menempelkan urutan ayat pada sebuah kertas plano yang telah dibagikan sebelumnya. Satu per satu kelompok mempresentasikan hasilnya dengan membacakan secara bersama-sama setiap anggota kelompoknya.
Pada akhir pembelajaran, kelompok yang dapat mengerjakan paling cepat dan benar diberikan penghargaan dan tepuk tangan secara bersama. Siswa diajak untuk membuat kesimpulan dengan pendampingan. Setelah semua selesai guru memberikan penguatan materi dan evaluasi. Penulis merasakan adanya peningkatan setelah menggunakan model pembelajaran ini. Hal itu nampak dari meningkatnya kemampuan membaca, memahami dan menghafal siswa pada Quran surat al-Ma’un. (ti3/zal)
Guru SDN 01 Sijeruk, Kabupaten Pekalongan