RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Ketrampilan menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat dibutuhkan terutama dalam mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaan melalui karangan baik fiksi maupun non fiksi.
Ketrampilan menulis tidak datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur (Tarigan, 1994 : 4). Salah satu pembelajaran menulis dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu menulis karya sastra khususnya puisi.
Menurut Waluyo (2005 : 1) menyatakan puisi adalah karya satra yang dipadatkan, diringkas dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Secara umum puisi dapat didefinisikan sebagai sebuah karya sastra yang berbentuk rangkaian kata yang indah. Dengan menulis puisi kita dapat menuangkan ide tentang apa saja yang kita lihat dan rasakan.
Pembelajaran menulis puisi kelas VIII di SMPN 2 Wonopringgo sesuai Kurikulum 2013 yang bertujuan meningkatkan keterampilan siswa dalam berbahasa secara tepat dan kreatif, meningkatkan kemampuan berpikir logis dan bernalar, serta meningkatkan kepekaan perasaan dan kemampuan murid untuk memahami dan menikmati karya satra.
Tetapi pada kenyataan di lapangan menunjukkan kemampuan siswa dalam menulis puisi masih sangat kurang. Kendala dalam menulis terbagi menjadi dua bagian besar yaitu kendala umum dan kendala khusus. Kendala umum meliputi rangkaian materi, titik mulai dan titik akhir, kesulitan strukturasi, penyelarasan isi dan kesulitan pemilihan topik. Sementara, kendala khusus meliputi kehilangan mood menulis dan writer’s block (Zainurrahman: 2013).
Adapun kendala yang banyak ditemui siswa dalam belajar menulis puisi di antaranya kesulitan menemukan tema, menemukan kata pertama dalam puisinya, penggunaan majas, mengembangkan ide menjadi puisi karena minimnya penguasaan kosakata.
Metode nature learning merupakan metode yang tepat dalam pembelajaran puisi. Metode ini melibatkan siswa melakukan aktivitas belajar di luar kelas, misal di taman sekolah, halaman atau di lapangan. SMPN 2 Wonopringgo termasuk sekolah dengan lingkungan alam sekitar yang cukup asri terletak di dataran tinggi dan didukung beberapa gazebo yang berada di sekitar kelas. Adapun tahapan belajar menulis puisi dari proses awal sampai menggunakan metode nature learning adalah sebagai berikut :
Tahap pertama pembelajaran masih di ruang kelas yaitu dari mulai perencanaan sampai refleksi. Banyak siswa yang kesulitan menemukan diksi yang tepat; kurang tepat dalam memilih majas sehingga majas dipakai tidak koheren dengan tema yang dipilih.
Tahap kedua penulis melakukan perbaikan dengan melihat hasil yang diperoleh dari proses awal. Penulis lebih menekankan pada aspek-aspek yang kurang. Pada tahap kedua ini beberapa siswa sudah menemukan diksi yang tepat sesuai tema. Beberapa siswa mampu menggunakan gaya bahasa dengan baik, hanya belum bisa mengembangkan daya imajinasinya dengan maksimal.
Langkah terakhir penulis menjelaskan unsur-unsur pembangun puisi berdasarkan contoh konkret. Yaitu melalui metode nature learning dengan media alam sekitar, agar siswa mampu menguasai materi yang bisa diterapkan dalam kegiatan menulis, sehingga mampu menghasilkan puisi yang lebih baik.
Guru mengajak siswa keluar kelas melihat media yang telah disediakan. Guru berusaha menciptakan suasana yang lebih santai dan akrab dengan membiarkan siswa memilih tempat sesuai keinginannya.
Dari pelaksanaan tahap pertama hanya 30 persen siswa yang mampu menulis puisi meskipun belum sempurna sedangkan sebagian besar siswa yang lain masih perlu bimbingan lebih lanjut. Tahap berikutnya meningkat sekitar 50 persen siswa sudah bisa menulis puisi dengan memperhatikan beberapa unsur unsur yang membangun puisi seperti tema, pemilihan diksi dan pemakaian gaya bahasa kemudian masuk pada tahap akhir menggunakan metode nature learning. Hasil yang diperoleh meningkat signifikan 80 persen siswa mampu menulis puisi dengan baik.
Teknik pembelajaran menulis puisi dengan metode nature learning sangat efektif digunakan dalam kegiatan menulis puisi. Hal tersebut bisa dilihat dari hasil kerja siswa dan penggunaan media belajar yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan. (bw1/lis)
Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan