RADARSEMRANG.ID, SEBAGAI guru sangat perlu memahami perkembangan peserta didik meliputi fisik, perkembangan sosio emosional dan bermuara pada perkembangan intelektualnya. Perkembangan fisik dan sosial mempunyai hubungan yang kuat terhadap perkembangan intelektual atau mental ataupun perkembangan kognitif siswa. Pemahaman terhadap perkembangan peserta didik sangat diperlukan untuk merancang pembelajaran yang kondusif yang akan dilaksanakan. Suasana yang konduktif akan menciptakan proses belajar yang akan lebih mudah diterima oleh peserta didik. Seorang guru akan lebih mudah mentransfer ilmu pada peserta didiknya.
Berdasarkan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran tematik di SDN Randusari kelas I pada tema 5 SBDP “Membuat Tepung Terigu.” Diperoleh informasi bahwa selama proses pembelajaran, guru belum memberdayakan seluruh potensinya sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Mereka belum dapat menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual. Sehingga hasil belajar siswa rata-rata masih kurang.
Metode yang terpilih adalah perpaduan metode ceramah dan praktik.
Proses pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, perhatian terpusat pada guru, sedangkan siswa hanya menerima secara pasif. Metode ini hanya cocok digunakan untuk menyampaikan informasi, untuk memberi pengantar dan untuk menyampaikan materi yang berkenaan dengan pengertian atau konsep-konsep. Di samping itu, metode ceramah akan efektif bila digunakan untuk menghadapi siswa yang berjumlah banyak, dan guru dapat memberikan motivasi atau dorongan belajar kepada siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Metode praktik adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan kesempatan berlatih kepada siswa untuk meningkatkan ketrampilan sebagai penerapan bahan/pengetahuan yang telah mereka pelajari sebelumnya mencapai tujuan pengajaran. Metode Praktik mempunyai tiga tujuan, yaitu keterampilan kognitif, keterampilan afektif dan ketrampilan psikomotorik. Pada keterampilan kognitif siswa dapat melatih diri agar teori dapat dimengerti, teori yang berlainan dapat diintegrasikan serta dapat menerapkan teori pada keadaan nyata. Keterampilan afektif bertujuan agar siswa dapat belajar merencanakan kegiatan secara mandiri, kerjasama, menghargai dan mengomunikasikan informasi mengenai bidangnya. Keterampilan psikomotorik bertujuan untuk menyiapkan alat-alat, memasang serta memakai instrumen tertentu.
Langkah–langkah metode praktik, pertama, persiapan untuk pelaksanaan metode praktikum antara lain menetapkan tujuan, mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan, mempertimbangkan jumlah siswa dengan jumlah alat yang ada dan kapasitas tempat. Kedua, langkah pelaksanaan. Sebelum siswa melaksanakan praktek, siswa mendiskusikan persiapan dengan guru. Setelah itu meminta alat-alat atau perlengkapan yang akan digunakan. Selama praktik guru perlu mendekati siswa untuk, mengamati proses yang sedang berlangsung.
Menerima pertanyaan-pertanyaan, memberikan dorongan dan bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa sehingga praktikum dapat dilaksanakan. Ketiga, tindak lanjut. Meminta siswa membuat laporan untuk diperiksa, mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selam praktikum.
Manfaat penggunaan metode praktik langsung dirasakan peserta didik kelas I dalam praktik membuat tepung karena siswa lebih mengaplikasikan materi yang disampaikan oleh guru. Peserta didik mampu membuktikan dan mempercayai sebuah teori, setelah ia melakukan praktik. Peserta didik menjadi tidak bingung dengan teori yang disampaikan, anak langsung dihadapkan dengan permasalahan yang nyata. (pg1/ida)
Guru SDN Randusari, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan