35.9 C
Semarang
Jumat, 29 September 2023

Termometer Media Memudahkan Pemahaman Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif

Oleh : Maya Pusfasari, S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran matematika merupakan salah satu bidang studi yang dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik. Pola pikir itulah yang menjadi salah satu faktor penyebab kurangnya minat peserta didik untuk menyukai mata pelajaran tersebut, sehingga menyebabkan tingkat pemahaman yang kurang pada materi-materi yang dipelajari. Seorang guru dalam menjalankan tugasnya, harus selalu mempunyai inovasi dalam pembelajaran yang dilakukan. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran yang termuat dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 dapat terlaksana.

Kecerdasan logis matematis, sangat berperan bagi siswa dalam memahami pelajaran matematika yang bersifat abstrak. Menurut Hans Freudental dalam Marsigit tahun 2008 yang dikutip kembali oleh Ahmad Susanto (2013:189), menyatakan matematika merupakan aktivitas insani (human activities) dan harus dikaitkan dengan realitas. Dengan demikian, matematika merupakan cara berpikir logis yang dipresentasikan dalam bilangan, ruang dan bentuk dengan aturan-aturan yang telah ada yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Namun kenyataannya, tidak semua siswa yang memiliki kecerdasan logis matematis tinggi akan memiliki hasil belajar matematika yang tinggi pula.

Berdasarkan hasil ulangan harian mapel matematika kelas VI SDN Jrebengkembang pada semester I tahun 2019/2020, pada Kompetensi Dasar 3.2 Peserta didik mampu menjelaskan dan melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian yang melibatkan bilangan bulat negatif diperoleh hasil yang belum mencapai ketuntasan, guru menganalisa penyebab yang menjadikan KD tersebut tidak mencapai ketuntasan, kemudian guru mencoba untuk menggunakan model pembelajaran dan alat peraga yang inovatif untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran tersebut. Model pembelajaran yang digunakan projet based learning dengan menggunakan alat peraga termometer.

Model pembelajaran Project Based Learning mempunyai proedur pembelajaran ssebagai berikut; a) Guru membimbing peserta didik untuk membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang; b) Guru mengarahkan peserta didik untuk menyiapkan segelas air panas,segelas es batu, dan termometer; c) Guru mengarahkan peserta didik untuk mengukur masing-masing segelas es batu dan segelas air panas; d) Guru mendampingi peserta didik untuk mencampurkan keduanya dan mengukur suhu campurannya; e) Guru membimbing peserta didik untuk mendiskusikan apakah hasil penjumlahan segelas es batu dan segelas air panas sama dengan suhu campuran keduanya; f) Guru membimbing peserta didik agar menganalisa apakah penjumlahan segelas es batu dan segelas air panas merupakan penjumlahan bilangan bulat; g) Guru mengarahkan peserta didik untuk menyimpulkan tentang penjumlahan bilangan bulat negatif; h) Guru mengarahkan peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.

Penggunaan media termometer dalam model pembelajaran project based learning membuat siswa untuk membuktikan sendiri konsep penjumlahan bilangan bulat yang sebelum diadakan penelitian hanya diketahui siswa secara teori yang bersifat abstrak. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga menghasilkan peningkatan hasil belajar siswa, diharapkan guru lebih kreatif dan inovatif dalam menggunakan berbagai metode/model pembelajaran, media pembelajaran, dan mampu menciptakan suasana pembelajaran menyenangkan, sehingga siswa lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran matematika dan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. (pg1/ton)

Guru SD Negeri Jrebengkembang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya