27 C
Semarang
Jumat, 8 Desember 2023

Serunya Belajar Materi Hidup Rukun dengan Metode Jigsaw

Oleh: Indiastuti,S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, APAKAH mengajarkan ilmu pengetahuan sudah benar –benar diterima secara utuh dan benar –benar paham adalah menjadi pertanyaan refleksi yang taktis bagi seorang guru. Karena ini tidak bisa diabaikan selalu update dalam desain pembelajaran. Bila tidak melakukan ini maka jelas tidak bisa guru bisa melakukan evaluasi pembelajaran. Memang pada praktiknya ini tidak mudah, seperti yang dialami penulis pada kelas I(satu) di SD Negeri 1 Bulaksari Sragi, banyak siswa yang cenderung bosan dan berlari-lari dikelas ketika diajarkan oleh guru. Hal ini menjadi bahan pengamatan penulis untuk melakukan cara yang berbeda dalam penyampaian tema hidup rukun pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. penyampaian pembelajaran yang dilakukan penulis dengan metode Jigsaw.

Pola Pembelajaran model jigsaw menyerupai pola cara penggunaan sebuah gergaji, yaitu siswa melakukan aktivitas belajar dengan melakukan kerja sama dengan siswa lain dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bersama.Sementara menurut pendapat ahli salah satunya Sudrajat (2008:1) mengartikan Pembelajaran Model Jigsaw sebagai sebuah tipe pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, dimana dalam kelompok tersebut terdiri dari beberapa siswa yang bertanggung jawab untuk menguasai bagian dari materi ajar dan selanjutnya harus mengajarkan materi yang telah dikuasai tersebut kepada teman satu kelompoknya.

Faktor Penunjang Keberhasilan Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Positive interdependence. Seluruh anggota dalam kelompok seharusnya mempunyai rasa saling ketergantungan.Individual accountability. Masing-masing anggota kelompok seharusnya mempunyai rasa tanggungjawab terhadap kemajuan proses belajar semua anggota tanpa terkecuali. Face-to-face promotive interaction. Adanya interaksi tatap muka dalam aktivitas diskusi dan elaborasi dalam materi yang dibahas. Social skills. Masing-masing anggota seharusnya mempunyai kemampuan bersosialisasi yang baik dengan anggota lainnya sehingga memungkinkan pemahaman materi bisa diterima secara kolektif.

Groups processing and Reflection. Kelompok seharusnya dapat melakukan evaluasi terhadap proses belajar yang telah dilakukan dalam rangka peningkatkan kinerja kelompok.
Kompetensi dasar pada pembelajaran tema hidup rukun pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu Merinci ungkapan, ajakan, perintah, penolakan yang terdapat dalam teks cerita atau lagu yang menggambarkan sikap hidup rukun. Dan indikator pencapaiannya adalah siswa mampu membedakan ungkapan, ungkapan ajakan, perintah, penolakan yang terdapat dalam teks cerita atau lagu yang menggambarkan sikap hidup rukun.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Jigsaw pada mata pelajaran bahasa Indonesia dalam materi hidup rukun sebagai berikut pertama, guru memberi motivasi belajar kaitan hidup rukun dalam bentuk contoh dialog, ilustrasi dialogis, kemudian siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dengan anggota maksimal 5 (lima) siswa tiap kelompok. Kelompok kalimat ungkapan ajakan, perintah dan penolakan. Masing-masing siswa dalam setiap kelompok diberi bagian materi yang berlainan . Masing-masing siswa dalam kelompok diberi bagian materi yang ditugaskan. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bagian yang sama berkumpul dalam kelompok baru yang disini disebut sebagai kelompok ahli untuk mendiskusiksn sub tema mereka. Setelah anggota dari kelompok ahli selesai mendiskusikan sub tema bagian mereka, maka selanjutnya masing-masing anggota dari kelompok ahli kembali kedalam kelompok asli dan secara bergantian mengajar teman dalam 1(satu) kelompok mengenai sub tema yang telah dikusai sedangkan anggota lainnya mendengarkan penjelasan dengan seksama. Masing-masing kelompok ahli melakukan presentasi hasil diskusi yang telah dilakukan. Guru melaksanaan kegiatan evaluasi.

Kelebihan penerapan metode Jigsaw pada pembelajaran ini yang penulis peroleh antara lain siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam kelompok, siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah, senerapkan bimbingan sesama teman, rasa harga diri siswa yang lebih tinggi serta memperbaiki kehadiran. (ti1/zal)

Guru SDN 01 Bulaksari


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya