27.1 C
Semarang
Minggu, 10 Desember 2023

Metode Discovery Learning Tingkatkan Belajar Tokoh dan Penemuan

Oleh: Nur Hudayati, Spd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, APAKAH pembelajaran kita dikelas sudah menciptakan suasana menyenangkan?. Pertanyaan ini salah satu pertanyaan yang menantang guru dalam setiap melakukan proses belajar mengajar dikelas. Pembelajaran yang menyenangkan sering diusahakan oleh guru namun seringkali menemukan kegagalan dan berakhir dengan kejenuhan dan kebosanan. Pada materi tematik tokoh dan penemuan di kelas VI (enam) Sekolah Dasar,penulis mengkaji bagaimana menciptakan kelas menyenangkan dan bisa meningkatkan pemahaman. Metode discovery learning menjadi pilihan model pembelajaran pada materi tematik tersebut.

Model pembelajaran penemuan (discovery learning) diartikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi ketika siswa tidak disajikan informasi secara langsung tetapi siswa dituntut untuk mengorganisasikan pemahaman mengenai informasi tersebut secara mandiri. Siswa dilatih untuk terbiasa menjadi seorang yang saintis (ilmuan). Mereka tidak hanya sebagai konsumen, tetapi diharapkan pula bisa berperan aktif, bahkan sebagai pelaku dari pencipta ilmu pengetahuan. Menurut Hosnan (2014:282), discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan. Melalui belajar penemuan, siswa juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri masalah yang dihadapi.

Metode Discovery Learning meliliki tujuan melatih siswa untuk mandiri dan kreatif, antara lain sebagai berikut dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukan bahwa partisipasi banyak siswa dalam pembelajaran meningkat ketika penemuan digunakan. Materi tematik tokoh dan penemuan di kelas VI Sekolah Dasar mencakup materi penemu yang mengubah dunia, penemu dan manfaatnya dan ayo menjadi penemu.

Penerapan langkah-langkah Discovery Learning pada materi tokoh dan penemuan dikelas VI SD Negeri Semut Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan sebagai berikut pertama,Orientation .Guru memberikan fenomena yang terkait dengan tokoh dan hasil penemuan . hal ini dilakukan untuk memfokuskan siswa pada permasalahan yang dipelajari. Fenomena yang ditampilkan oleh guru membuat guru mengetahui kemampuan awal siswa. Tahap orientation melibatkan siswa untuk membaca pengantar dan atau informasi latar belakang, mengidentifikasi masalah dalam fenomena, menghubungkan fenomena dengan pengetahuan yang didapat sebelumnya. Kedua, Hypothesis Generation . Informasi mengenai fenomena yang didapatkan pada tahapan orientation digunakan pada tahapan hypothesis generation. Tahapan hypothesis generation membuat siswa merumuskan hipotesis terkait permasalahan. Siswa merumuskan masalah dan mencari tujuan dari proses pembelajaran.

Ketiga,Hypothesis Testing .Pembuktian terhadap hipotesis yang dibuat oleh siswa dibuktikan pada tahapan hypothesis testing. Tahapan pengujian hipotesis siswa harus merancang dan melaksanakan eksperimen untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan, mengumpulkan data dan mengkomunikasikan hasil dari eksperimen. Keempat, Conclusion . Kegiatan siswa pada tahapan conclusion adalah meninjau hipotesis yang telah dirumuskan dengan fakta-fakta yang telah diperoleh dari pengujian hipotesis. Siswa memutuskan fakta-fakta hasil pengujian hipotesis apakah sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan atau siswa mengidentifikasi ketidaksesuaian antara hipotesis dengan fakta yang diperoleh dari pengujian hipotesis. Terakhir, regulation .Tahapan regulation berkaitan dengan proses perencanaan, monitoring dan evaluasi. Perencanaan melibatkan proses menentukan tujuan dan cara untuk mencapai tujuan tersebut.

Pada praktik di lapangan seringkali metode Discovery Learning menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep- konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi. Namun penulis melihat banyak kelebihan yang bisa diperoleh menerapkan model pembelajaran ini yakni Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir. Siswa memahami benar bahan pelajarannya, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama untuk diingat. Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks. Metode ini menantang dan menyenangkan bagi siswa. Seperti yang diterapkan di SDN 02 Pecakaran, Wonokerto. (fbs2/zal)

Guru SDN 02 Pecakaran Wonokerto


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya