RADARSEMARANG.COM, INDONESIA adalah negara yang memiliki keberagaman dari berbagai aspek kehidupan. Keberagaman tersebut menjadikan negara ini kaya akan keunikan dari masing-masing perbedaan. Perbedaan kepercayaan dan adat istiadat, kebiasan yang dilakukan dalam hidup sehari-hari, hingga pada perbedaan pendapat. Semua perbedaan tersebut terangkum dalam kebhinekaan Indonesia. Meski berbeda-beda namun tetap satu juga. Atas kondisi tersebut menjadi penting untuk menerapkan sikap toleransi sejak dini.
Sikap toleransi merupakan salah satu karakter yang digaungkan oleh pemerintah dalam lingkup pendidikan. Berdasarkan petunjuk dari penyelenggaraan pendidikan karakter dalam lingkup pendidikan, Kementerian Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa nilai toleransi menjadi salah satu dari Sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi di Indonesia.
Sikap toleransi tidak hanya memandang dari sebuah kesatuan atas ragam perbedaan. Sikap toleransi juga tercermin dalam berbagai nilai-nilai yang lain. Sikap toleransi akan mengembangkan berbagai kebiasaan-kebiasaan baik diantaranya kerukunan atas adanya keragaman. Akan tercipta hidup yang rukun atas dasar sikap toleransi. Kerukunan atas masyarakat yang beragam adalah hal penting dan tidak dapat dikesampingkan.
Hidup rukun merupakan cerminan dari sebuah negara yang damai. Dalam implementasi di lingkup pendidikan materi ini terintegrasi dalam mata pelajaran. Di jenjang sekolah dasar (SD) kehidupan yang rukun masuk ke dalam pembelajaran di kelas 6. Berbagai sumber referensi belajar, materi mengenai hidup rukun seringkali disampaikan melalui sebuah cerita. Sebuah cerita dalam buku-buku sumber belajar tersebut menggambarkan mengenai implementasi hidup rukun antar keberagaman masyarakat. Namun, hal ini dirasa kurang menarik minat siswa dalam proses pembelajaran karena hanya menerima pemahaman dari membaca sebuah cerita.
Jenjang SD siswa perbandingan antara teks dengan visualisasi persentasi seharusnya lebih banyak bagian visualisasi. Siswa akan lebih tertarik dengan hal yang benar-benar dapat dilihat tidak hanya dibaca. Maka untuk melengkapi pembelajaran agar tidak hanya terpaku pada sebuah teks, diperlukan media pendukung lainnya. Media tersebut menjadi sarana bagi guru untuk menarik perhatian siswa dan menanamkan pemehaman mengenai hidup rukun.
Media pembelajaran yang dapat mendukung implementasi dari sebuah cerita agar dapat divisualisasikan dengan benda yang dapat dilihat siswa adalah dengan media panggung boneka. Media panggung boneka merupakan pengembangan dari media untuk mendukung proses bercerita. Media ini akan membuat pembelajaran berjalan secara interaktif, tidak monoton dilakukan oleh guru saja, melainkan siswa dapat secara langsung berinteraksi dengan guru melalui cerita sehari-hari. Penggunaan media yang menarik akan membantu proses peningkatan kemampuan interaksi antar siswa dan guru.
Media panggung boneka secara garis besar merupakan media yang menghadirkan sosok boneka menyerupai manusia. Ukuran yang diperlukan tidak terlalu besar, kemudian dimainkan dari balik panggung. Dalam materi hidup rukun, media panggung boneka ini dibuat dengan keragaman adat istiadat yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Boneka tersebut dibuat dengan menggambarkan masing-masing tokoh berbeda suku dan budaya. Perbedaan tersebut terangkum dalam satu alur cerita yang menggambarkan kerukunan dalam hidup berbangsa.
Dalam pembelajaran di SDN Wates 01 yang dapat dilakukan oleh guru adalah mempraktikan boneka panggung tersebut secara interaktif. Alur cerita yang menggambarkan peristiwa tersebut mencerminkan hidup yang rukun. Selain itu, guru juga akan memberikan ruang kepada siswa untuk mencoba melakukan kegiatan bercerita melalui boneka panggung. Hal ini akan membuat proses pembelajaran yang tercipta lebih interaktif dan tidak monoton.
Seperti yang telah diketahui bersama, kegiatan belajar yang monoton akan membuat siswa jenuh dan tidak tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Penguatan terhadap pendidikan karakter adalah tujuan dari pendidikan nasional di Indonesia. Maka menciptakan suasana dan kondisi ruang belajar yang menyenangkan akan menjadi salah satu pendukung yang turut menyukseskan tujuan pendidikan nasional tersebut. (ips2/zal)
Guru Kelas 6 SDN Wates 01