RADARSEMARANG.COM, Secara umum prestasi siswa untuk mata pelajaran matematika belum menggembirakan. Salah satu faktor dari rendahnya prestasi belajar matematika ini disebabkan guru mata pelajaran matematika yang belum optimal di dalam membimbing siswa belajar matematika. Sampai saat ini guru matematika merupakan kunci utama dalam meningkatkan mutu pendidikan (Jalal dan Supriadi, 2001:262). Hal ini didukung oleh hasil Heyruman dan Loxely (1983; dalam Supriadi, 1998) di 29 negara, menyimpulkan bahwa guru merupakan salah satu faktor yang dominan dalam menentukan hasil belajar siswa.
Pembelajaran Think Pair Share(TPS) merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif yang berprinsip PAIKEM atau Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif dan Menyenangkan. Thinking, pembelajaran diawali dengan guru mengajukan pertanyaan yang terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh siswa. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawabannya. Selanjutnya, pairing, pada tahap ini guru meminta siswa untuk berpasang-pasangan, dan kesempatan kepada pasangan-pasangan itu untuk berdiskusi. Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal dengan sharing. Dalam kegiatan ini, diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengontruksian pengetahuan secara intergratif. Siswa dapat menemukan struktur pengetahuan yang dipelajarinya (Suprijono, 2010).
Pembelajaran Think Pair Share menggunakan metode diskusi berpasangan yang dilanjutkan dengan diskusi pleno. Dalam pembelajaran ini, siswa dilatih bagaimana mengutarakan pendapat dan siswa juga belajar menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi/tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif Think Pair Share sebagai berikut. Pertama, guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang akan dicapai. Kedua, siswa diminta untuk berpikir (think) tentang materi/ permasalahan yang disampaikan oleh guru. Ketiga, siswa diminta untuk berpasangan (pair) dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan/ berbagi (share) hasil pemikiran masing-masing. Keempat, guru memimpin pleno kecil diskusi. Tiap-tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya. Kelima, berawal dari kegiatan tersebut, guru mengerahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan siswa. Keenam, penutup. (Kementerian Pendidikan Nasional, 2010).
Pembelajaran dengan metode Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi di dalam kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share dapat memberi siswa waktu berpikir lebih banyak untuk merespon dan saling membantu. Akibatnya, siswa dapat mempertimbangkan apa yang telah dijelaskan dan dialami.
Strategi Think Pair Share memiliki beberapa kelebihan. Yakni, pertama, siswa dapat belajar dari siswa lain dengan saling menyampaikan ide untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas. Kedua, memperbaiki rasa percaya diri, mengembangkan keterampilan berpikir dan menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang lain. ketiga, siswa secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok, dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya, membuat kesimpulan (diskusi) serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Keempat, siswa akan terlatih menerapkan konsep berupa bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah. (ips2.2/aro)
Guru Matematika SMP Negeri 1 Pageruyung, Kabupaten Kendal