RADARSEMARANG.COM, SEMAKIN berkembangnya teknologi dewasa ini tidak hanya di kota saja, sekarang sudah sampai ke pelosok penjuru tanah air. Semua sudah banyak yang merasakannya, baik anak-anak sampai orang dewasa. Bahkan, kita semua seakan dituntut untuk mempunyai alat tersebut. Kadang kebutuhan yang lain ditinggalkan demi yang satu ini. Kemana saja selalu dibawa dan dipegang, sampai pergi sudah jauhpun kalau tertinggal pasti pulang untuk mengambilnya. Seakan kita diperbudak oleh yang namanya handphone.
Dengan adanya alat yang canggih ini, ada manfaat yang bisa membantu peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sekolah. Dengan handphone, peserta didik pun merasa senang mengerjakan tugas. Peserta didik tidak lagi merasakan belajar yang monoton dengan hanya melihat buku pelajaran miliknya atau buku yang dipinjamkan dari pihak sekolah. Tapi bisa dengan handphone, bisa belajar.
Perlu diketahui, pembelajaran akan membuat peserta didik menjadi bosan tempat yang kurang nyaman, seperti kondisi kelas yang panas dan gerah sehingga menyebabkan kantuk luar biasa dan ingin tidur. Seperti halnya menulis puisi, kalau hanya di dalam rungan, peserta didik akan sulit menemukan imajinasi.
Menurut Semi (1988:84), puisi dapat diumpamakan sebagai suatu pernyataan yang menyenangkan yang muncul dari suatu kemampuan, penyairnya melihat sesuatu secara antusias dengan jurus yang tepat. Penyair mempertimbangkan secara matang apa yang dilihatnya, kemudian mengungkapkan hasil penglihatannya tanpa terlalu berkecenderungan untuk mempersalahkannya.
Menulis puisi tidaklah mudah. Untuk menulis puisi yang puitis, peserta didik harus memiliki perbendaharaan kata yang baik. Kebanyakan peserta didik bingung menulisnya, dan mulai dari mana. Khususnya siswa kelas VII SMP Nageri 2 Tulis, Kabupaten Batang. Untuk itulah, siswa harus diajak mengungkapkan daya imanjinasisnya ketika melihat sesuatu di sekitarnya.
Untuk mendapatkan imanjimasi, peserta didik perlu diajak belajar ke luar kelas guna memotivasi dan mendapatkan kata-kata baru. Pembelajaran di luar kelas dalam pembuatan puisi sangatlah penting. Karena peserta didik bisa secara langsung menemukan bahan dalam penulisan puisi seperti dengan melihat pohon, taman, gedung, kebun dan lainnya yang ada di sekitar sekolah. Peserta didik diarahkan untuk menulis apa yang dilihat. Setelah mendapatkan bahan penulisan puisi, kemudian dikoreksi apakah bahasa yang ditulis mengandung majas atau tidak. Kalau tidak, peserta didik diberi tahu sehingga paham yang mengandung majas dan yang tidak mengandung majas itu bagaimana.
Puisi akan memiliki kepuitisan, ketika didapati kata-kata yang mengandung majas. Yang terpenting dalam pembelajaran menulis puisi, peserta didik harus berani menuliskannya. Keberanian peserta didik harus ditanamkan agar memiliki rasa percaya diri tinggi. Minimal, guru memberikan pujian. Hal itu, akan memotivasi peserta didik. Sedikit demi sedikit, masalah penulisan puisi berangsur-angsur bisa dipahami oleh peserta didik. Kesimpulannya, pembelajaran menulis puisi bagi peserta didik akan lebih asyik dan menyenangkan, apabila dilakukan di luar kelas. Peserta didik akan merasa lebih nyaman, senang, dan tidak bosan. (ips2.2/ida)
Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Tulis, Kabupaten Batang