RADARSEMARANG.COM, PENDIDIKAN Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran wajib sejak SD sampai perguruan tinggi. PKn harus memberikan perhatiannya pada pengembangan nilai, moral, dan sikap perilaku siswa. Misi dari PKn adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejatinya, PKn adalah studi tentang kehidupan sehari-hari, mengajarkan menjadi warga negara yang baik, yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Siswa kelas 6 SDN 2 Kadilangu memiliki kemampuan tenggang rasa dan bekerja sama yang lebih tinggi. Bahkan ada di antara mereka yang menampakkan tingkah laku anak remaja permulaan. Pada usia ini, perkembangan anak secara perseptual–kognitif yakni mulai berpikir dengan cara yang lebih adstrak, menyukai tantangan, pemecahan masalah, membuat perencanaan secara terinci, dan bisa melakukan tugas rutin tanpa harus berpikir (K Eillen Allen dan Lynn R Marotz, 2012).
Kemorosotan moral dan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia khususnya pada dunia pendidikan sangat memprihatinkan dan menghawatirkan. Tidak banyak siswa yang memahami nilai-nilai Pancasila. Sejauh ini, Pancasila hanya dianggap sebatas dasar negara yang dihafalkan dan belum mendarah danging pada generasi muda atau pelajar. Mereka belum paham cara mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari- hari.
Inilah tantangan bagi guru dalam memberikan pembinaan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Sebab, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyebutkan contoh penerapan nilai–nilai Pancasila dalam kehidupan sehari–hari. Kemungkinan ini disebabkan penerapan model pembelajaran yang belum sesuai. Karena itulah, penulis mencoba menerapkan model pembelajaran collaborative learning.
Collaborative Learning menurut Elizabert E Barkley dalam bukunya mengatakan berkolaborasi berarti bekerjasama dengan orang lain. Praktik pembelajaran kolaboratif berarti bekerja secara berpasangan atau dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama. Collaborative learning adalah proses belajar kelompok yang setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya, untuk bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota.
Tujuan collaborative learning adalah meningkatkan interaksi siswa dalam memahami suatu tugas serta siswa mampu mengeksplorasikan apa saja yang ada dalam pikirannya (Elizabert, dkk, 2014). Model collaborative learning digambarkan, pada saat kolaboratif dilaksanakan semua siswa akan aktif. Siswa dibagi dalam sebuah kelompok 4-5 siswa untuk saling komunikasi dan bekerja sama. Contohnya, siswa bekerjasama dan berkomunikasi satu sama lain dalam kelompoknya dan guru menyiapkan sebuah permainan. Yaitu permainan mencari gambar.
Permainan mencari gambar adalah cara belajar yang menyenangkan karena dengan bermain anak-anak belajar sesuatu tanpa mempelajarinya. Apa yang dipelajarinya disimpan dalam pikirannya dan akan dipadukan menjadi satu kesatuan dengan pengalaman-pengalaman lain yang kadang tanpa disadari (Romlah, 2001).
Setelah pelaksanaan pembelajaran collaborative learning dengan gambar siswa mendapat ketertarikan dalam belajar. Collaboratif dengan gambar memberikan pengaruh untuk meningkatkan minat serta motivasi siswa untuk belajar PKn dan nilai sikap Pancasila. Ini menstimulasi siswa dalam menerapkan contoh sikap silai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Jadi teknik pembelajaran ini tepat dilaksanakan di SDN 2 Kadilangu. (fbs1/ida)
Guru SDN 2 Kadilangu, Kangkung, Kendal