RADARSEMARANG.COM, Bagi sebagian guru sekolah dasar (SD), mengajar kelas I merupakan tugas yang amat berat. Membutuhkan kesabaran tingkat tinggi dalam pelaksanaannya agar pembelajaran berhasil. Jika mengajar di kelas tinggi guru dapat berkonsentrasi ke arah pencapaian tujuan pembelajaran secara cepat, di kelas I para guru harus lebih bersabar. Pembelajaran yang berkualitas penting, namun pendidikan bagi siswa kelas I SD jauh lebih penting.
Wiyani (2013: 90) menjelaskan perencanaan pembelajaran harus dikuasai oleh guru sebagai manajer kelas antara lain sebagai berikut: membantu peserta didik menetapkan tujuan belajar dan menstimulasi peserta didik mencapai tujuan belajar terbesut. Merencanakan kegiatan belajar bersama peserta didiknya yang mencangkup kriteria keberhasilan, langkah-langkah, waktu, serta kondisi belajar. Merencanakan sarana belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar-mengajar.
Siswa kelas I SDN 2 Ngadirejo masih sangat terpengaruh dengan situasi rumah, dengan penuh kemanjaan, dan sangat riskan apabila guru melakukan kesalahan (baik ucapan maupun tindakan). Bukan karena kesalahan guru akan mendapatkan protes dari siswa melainkan kesalahan ini akan dibawa dan berpengaruh pada kehidupan siswa hingga dewasa. Misalnya dalam proses pembelajaran.
Siswa kelas I yang rata-rata masih polos akan mengalami kesulitan mengikuti proses pembelajaran apabila guru menerapkan model pembelajaran yang membutuhkan keseriusan. Di sisi lain, guru juga akan mengalami kesulitan mencapai tujuan pembelajaran apabila hanya mengikuti kemauan siswa yang notabene masih suka bermain dan tidak bisa duduk tenang.
Akibatnya, proses pembelajaran cenderung gagal dalam artian guru tidak bisa memenuhi kebutuhan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bagaimana cara mengatasinya?
Priansa (2015: 25) menjelaskan guru sebagai motivator dalam keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Empat hal yang dapat dikerjakan guru dalam memberikan motivasi adalah: membangkitkan dorongan siswa untuk belajar. Menjelaskan secara konkret, apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran. Memberikan pengajaran terhadap prestasi yang dicapai hingga dapat merangsang pencapaian prestasi yang lebih baik di kemudian hari. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
Upaya yang harus dilakukan guru SDN 2 Ngadirejo adalah mengemas keseriusan belajar dalam permainan sehingga tidak terkesan serius oleh siswa. Guru perlu kreatif dalam memanipulasi kegiatan pembelajaran agar tampak oleh siswa sebagai sebuah “permainan besar” yang menarik untuk diikuti. Hal ini bukan persoalan mudah. Guru perlu banyak belajar dari siswa. Apa yang membuat siswa gembira, bagaimana dominasi indra belajar mereka, tema apa yang cocok untuk menyajikan materi pelajaran tertentu. Siapa yang bisa menjadi pemimpin kelompok, siapa yang sudah berani mengekspresikan diri dan siapa pula yang masih takut-takut?
Semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas diinventarisasi, dianalisis, untuk kemudian dijadikan acuan dalam penyusunan rencana pembelajaran. Kaitannya dengan penanaman disiplin, guru harus pula memastikan bahwa disiplin itu bukan sesuatu yang membosankan atau menakutkan. Disiplin adalah kebutuhan. Maka, penanamannya harus benar-benar sesuai dengan dunia anak. Bahkan penggunaan reward (penghargaan) atau punishment (hukuman) akan menambah motivasi belajar dan tingkat disiplin siswa. Dengan pemberian hadiah, siswa akan bersemangat untuk belajar dan mengerjakan tugas tepat waktu. Sementara sanksi diberikan kepada yang melanggar. Namun pemberian sanksi harus menjadikan siswa menyadari bahwa apa yang dilakukan harus bermanfaat bagi dirinya dan bagi teman.
Misalnya siswa tidak bisa duduk tenang ketika pelajaran di kelas (ini biasa terjadi), dalam hal ini guru perlu berhenti sejenak, menunggu siswa duduk kembali. Sampaikan kepada anak-anak bahwa bapak atau ibu guru senang jika anak-anak duduk rapi ketika proses pembelajaran berlangsung. Atau ubah strategi pembelajaran yang memungkinkan anak-anak bisa berdiri atau berjalan-jalan ketika proses pembelajaran. (*/lis)
Guru SDN 2 Ngadirejo, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung