RADARSEMARANG.COM, KEBERHASILAN proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh faktor guru dan peserta didik. Guru harus mampu menerapkan model pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan meteri sehingga peserta didik aktif dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Jika model pembelajaran yang dipilih tersebut dapat diterapkan dengan baik, maka guru sudah memberi kesempatan kepada peserta didiknya untuk belajar sendiri, membuat sendiri, berfikir bebas dan berusaha untuk mendapatkan konsep-konsep fisika. Peserta didik akan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran tanpa ada paksaan dari guru, sehingga target hasil belajar yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.
Selama ini,hasil belajar yang diperoleh peserta didik setelah melaksanakan ulangan harian belum sesuai yang diharapkan. Kondisi ini mendorong guru untuk merubah kebiasaan dalam cara mengajar. Cara-cara konvensional yang lebih banyak menggunakan metode ceramah harus dikurangi. Guru harus melakukan pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model-model pembelajaran yang relevan dengan materi pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat dipakai adalah dengan pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) dengan eksperimen. Model ini dipilih karena melibatkan semua peserta didik di kelas, sehingga diharapkan semua peserta didik juga aktif dalam kegiatan pembelajaran.
STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan dari universitas John Hopkins. Pembelajaran kooperatif STAD membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan kognitif yang berbeda-beda dan bila mungkin berasal dari suku atau budaya yang berbeda. Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama, saling membantu antar anggota kelompok, serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep dari materi yang telah dipelajari (Rahmat, 2012).
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan suatu percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri apa yang dipelajari, serta peserta didik dapat menarik suatu kesimpulan dari proses yang dialaminya..
Kegiatan inti pada pembelajaran tentang perpindahan kalor menggunakan model pembelajaran STAD dengan eksperimen adalah sebagai berikut: (1) guru mengarahkan peserta didik tentang materi perpindahan kalor, peserta didik juga diberi penjelasan model pembelajaran STAD dengan eksperimen; (2) peserta didik masuk pada kelompok belajar; (3) guru membagi lembar kerja pada tiap kelompok; (4) peserta didik melakukan eksperimen sesuai langkah-langkah yang terdapat pada lembar kerja; (5) peserta didik menulis hasil eksperimen pada lembar kerja; (6) peserta didik berdiskusi kelompok membahas hasil diskusi; (7) peserta didik membacakan hasil diskusi kelompok di depan kelas; (8) menyerahkan/mengumpulkan hasil kerja kelompok; (9) guru memberikan soal kuis kepada peserta didik.
Sebelum menggunakan model STAD dengan eksperimen, pada kelas VII A SMP Negeri 2 Patean, dari 30 peserta didik yang mengikuti ulangan harian materi Objek IPA dan pengamatannya, hanya 15 peserta didik yang dapat dinyatakan terlampaui (50%) dan sisanya 15 peserta didik dinyatakan belum tercapai (50%).
Setelah menggunakan model STAD dengan eksperimen pada materi perpindahan kalor ,peserta didik mengalami peningkatan rata-rata nilai ulangan harian. Banyaknya peserta didik yang tuntas juga mengalami peningkatan dari 22 peserta didik menjadi 27 peserta didik (90%).Perilaku peserta didik juga mengalami perubahan ke arah yang positif. Artinya, dari perilaku atau karakter peserta didik yang kurang bertanggung jawab dan tidak mampu bekerja sama berubah menjadi lebih bertanggung jawab dan mampu bekerja sama antar sesama peserta didik. (dj1/zal)
Guru IPA SMPN 2 Patean Kendal