RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar memiliki tujuan untuk mempersiapkan siswa untuk menghadapi kehidupan nyata yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, cermat dan efektif. Namun, tingkat keberhasilan siswa pada mata pelajaran matematika masih sangat rendah. Hal ini disebabkan karena siswa menganggap pelajaran matematika sebagai pelajaran yang sulit dan rumit serta banyak rumus yang harus dihafalkan.
Ketidakberhasilan siswa disebabkan karena kurang memiliki kemampuan dasar berhitung yang baik. Di dunia pendidikan matematika dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan dan kepandaian siswa. Siswa diamggap pandai apabila nilai matematikanya baik. Sebaliknya, siswa dianggap kurang pandai apabila matematikanya jelek, meskipun nilai mata pelajaran yang lain bagus.
Konsep tentang pecahan merupakan konsep penting dalam pembelajaran materi mengubah pecahan biasa menjadi persen atau sebaliknya. Penanaman konsep yang salah dan tidak berhasil di kelas sebelumnya menyebabkan siswa mengalami kesulitan ketika belajar tentang pecahan di kelas V khususnya di SD Negeri 03 Legokkalong.
Contoh kelemahan dalam proses pembelajarannya, antara lain: guru ketika mengajar tidak menggunakan alat peraga sehingga siswa tampak pasif dan bosan dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu untuk memperbaiki pembelajaran guru memilih media benda konkret untuk menyampaikan materi mengubah bentuk pecahan pada mata pelajaran matematika. Dengan menggunakan media benda konkret guru berharap dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Karena dengan media benda konkret akan lebih mengaktifkan dan memotivasi siswa.
Kata media berasal dari bahasa latin “medius” yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Ada beberapa pendapat tentang media pembelajaran, antara lain: 1) Menurut Briggs dalam Mulyani Sumantri (2001:152), media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar. 2) Menurut Gagne dan Reiser dalam Mulyani Sumantri (2001:152), media pendidikan atau pengajaran sebagai alat-alat fisik dimana pesan-pesan instruksional dikumunikasikan. Pertama guru akan memberikan contoh benda konkret (tempe atau roti), selanjutnya guru memperagakan cara memotong benda konkret (tempe atau roti) dengan penjelas konsep pecahan, contoh dimulai dari pecahan yang sederhana. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil (setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa). Setiap kelompok mempraktekkan secara langsung apa yang mereka lihat dan mendemostrasikan di depan kelas secara bergantian. Kelompok yang lain bisa menanggapi dengan memberikan pendapatnya secara langsung. Sehingga siswa bisa lebih aktif, semangat dan termotivasi dalam pembelajaran Matematika.
Dengan demikian media benda konkret dapat meningkatkan hasil belajar di kelas V semester 1 SDN 03 Legokkalong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan serta metode pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran Matematika. (ips1/ton)
Guru Kelas 5 SDN 03 Legokkalong Kec. Karanganyar, Kab. Pekalongan