RADARSEMARANG.COM, PADA dasarnya semua orangtua menginginkan mempunyai anak yang sehat dan normal.Anak-anak yang terlahir sebagai anak yang mempunyai kekurangan fisik, maupun mental,tetap mempunyai hak yang sama dan layanan pendidikan yang layak, seperti anak-anak yang sehat dan normal.
Di dalam sekolah inklusi,siswa yang berkebutuhan khusus sebaiknya menerima dukungan tambahan yang dibutuhkan untuk menjamin efektifnya pendidikan mereka.Pendidikan inklusi bukan sekedar pendekatan pendidikan, melainkan suatu bentuk implementasi filosofi yang mengakui kebhinnekaan antar manusia untuk membangun kehidupan bersama yang lebih baik.
Sekolah kami SDN Sawah Besar 01 adalah sekolah inklusi, sehingga juga menerima siswa ABK. Di kelas 3 yang penulis ampu ada beberapa siswa yang dinyatakan sebagai anak berkebutuhan khusus. Karena anak ini sudah mengikuti tes asesmen dari RDRM (Rumah Duta Revolusi Mental) sesuai rujukan dari dinas pendidikan Kota Semarang. Siswa ini mengalami gangguan bicara yang kurang lancar, pengendalian emosinya dan lambat belajar,sehingga siswa yang ABK ini merasa kurang percaya diri untuk melakukan kegiatan pembelajaran bersama teman yang lain.
Mengajar di satu kelas secara umum yang ada siswa ABK harus mampu melaksanakannya dengan cukup konsentrasi serta setrategi yang baik, sehingga siswa yang normal maupun yang ABK semuanya dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan khusus untuk siswa ABK. Dalam menghadapi siswa ABK seorang guru harus punya kiat yang pas atau cocok diantaranya: satu, guru pada saat menyampaikan materi pembelajaran secara umum depan kelas harus punya waktu khusus untuk melakukan pendekatan secara personal terhadap siswa ABK untuk mendapatkan penjelasan yang lebih komunikatif,harapannya segera memahami materi yang disampaikannya.
Dua, guru harus sabar dalam menghadapi siswa ABK karena banyak tingkah dan sikap yang aneh contohnya siswa tersebut suka bermain sendiri, meletakkan kaki di meja ,siswa berbicara tidak sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang disampaikan sehingga tentunya dibutuhkan kesabaran tersendiri dari seorang pendidik dengan penuh kasih sayang dan ikhlas. Tiga, guru harus selalu memberikan stimulus kepada siswa ABK sehingga diharapkan siswa tersebut akan termotivasi dan akan mencapai hasil pembelajaran yang dinamis. Empat, guru harus mengadakan interaksi dan komunikasi kepada orang tua murid yang anaknya ABK, sehingga orangtua dapat menindaklanjuti belajar di rumah seperti yang disampaikan oleh guru di sekolah.
Dalam pembiasaan sehari-hari di sekolah, siswa ini lebih intens diberi tugas,contohnya siswa ABK ini diminta memimpin doa di depan kelas, walau masih didampingi guru atau teman yang lain.Siswa tersebut kita beri reward dengan pujian, bahwa kamu anak yang hebat, pintar, berani tampil di depan kelas untuk memimpin. Hal ini sangat membuat siswa tersebut merasa senang,dan merasa bangga bahwa aku bisa.Karena merasa dia bisa,sehingga tiap hari tanpa di suruh dia minta sendiri untuk memimpin.Teman-temannya yang lain pada mendukung, memberi motivasi juga pada temannya yang ABK tersebut.
Bukan hanya untuk memimpin doa di bidang yang lain selalu ingin tampil.Pembiasaan karakter yang lain tentang kebersihan justru tanpa disuruh siswa ini langsung melaksanakan kewajibannya tentang kebersihan, menyapu, membuang sampah pada tempatnya. Walau dalam bidang akademiknya kurang, tetapi pada pembiasaan karakter (religius,mandiri,gotong royong,integritas) siswa ini justru lebih baik.
Memang mengajar siswa ABK di tengah-tengah siswa yang normal outputnya tidak mungkin sama dengan anak yang normal, akan tetapi setidak-tidaknya keberhasilan tersebut dapat diukur dari perubahan sikap siswa ABK baik menerima pelajaran maupun bertutur kata serta berperilaku sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah atau bahkan di masyarakat.
Mendongkrak motivasi percaya diri siswa ABK di SDN.Sawah Besar 01 kelas 3A, dengan adanya peran guru dan pembiasaan karakter sehari-hari telah berhasil,terbukti siswa ABK tersebut mempunyai keberanian dan percaya diri yang besar, sehingga dapat meningkatkan hasil yang lebih optimal. (dar2/zal)
Guru SDN Sawah Besar 01 Semarang