RADARSEMARANG.COM, Ilmu geografi khususnya pada materi Keanekaragaman Kebudayaan di Indonesia dipelajari oleh siswa kelas XI-IPS semester Genap di SMAN Kesesi Kabupaten Pekalongan. Guru perlu memahami karakteristik kondisi peserta didik yang berlatarbelakang berbeda. Baik dari corak kelas sosial, kondisi budaya dan kebiasaan hidup yang mereka lakukan setiap harinya baik di tempat tinggal masing-masing maupun di sekolah sebagai tempat menambah ilmu pengetahuan formal.
Proses belajar mengajar yang biasa peserta didik lakukan umumnya terpadu sesuai dengan apa yang sudah tertera di silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Namun cara belajar yang sudah dibakukan secara formal dalam setiap kurikulum di tiap sekolah, ada yang bisa berjalan lancar sesuai tujuan pendidikan yang telah diharapkan. Akan tetapi ada juga berbagai masalah kecil yang muncul dalam proses belajar-mengajar di sekolah. Situasinya yang terkesan formal dengan peserta didik yang dituntut harus siap di tempat secara disiplin. Iklim belajar seperti itu menjadikan pembentukan jiwa secara psikologis peserta didik tumbuh dan berkembang monoton atau kurangnya pengembangan imajinasi.
Dengan melihat situasi iklim belajar yang seperti di atas maka perlu adanya inovasi metode belajar yang penuh inovatif sehingga kondisi kejiwaan peserta didik tidak tertekan dan bisa mengekspresikan isi hatinya sesuai kaidah-kaidah proses belajar mengajar yang berlaku di sekolah. Salah satunya dengan “Metode Belajar Pasar Tumpah Pada Materi Kebudayaan Nasional Indonesia Kelas XI-IPS Semester Genap Geografi SMA”.
Penyampaian materi belajar ini dimulai dengan cara guru sebagai motivator dan inspirator menentukan topik materi yang akan diajarkanya. Sebagai contoh peserta didik disuruh memahami dan mencari akar asal-usul corak kebudayaan daerah-daerah yang ada di Indonesia. Dengan metode pasar tumpah, guru menumpahkan semua materi inti corak kebudayaan berbagai daerah di Indonesia. Kemudian peserta didik disuruh memilih salah satu topik budaya daerah yang ada di Indonesia untuk dicari sumber alur ceritanya yang benar sesuai sumber materi yang diakui secara nasional. Setiap kelompok mendiskusikan dengan teman sejawat untuk beradu argumentasi akan kebenaran cerita corak budaya daerah tersebut. Guru memintanya untuk dipresentasikan di depan kelas untuk dibahas secara bersama-sama dengan peserta didik lainnya, sehingga ditemukan sumber berita berupa alur cerita asal-usul corak kebudayaan daerah tersebut. Pada akhirnya bisa dijadikan referensi sumber pengetahuan bagi peserta didik lainnya di kelas tersebut.
Model pembelajaran Pasar Tumpah menitikberatkan pada situasi seperti halnya di pasar tradisional di mana suara hiruk-pikuk peserta didik mewarnai dalam proses pemilihan topik atau materi pokok tentang corak budaya daerah-daerah di Indonesia. Peserta didik diberi kebebasan untuk mencari bukti-bukti alur corak kebudayaan daerah tersebut dengan beradu argumentasi dengan teman sejawat sekelompok diskusi, sehingga situasi seperti itu ibaratnya seperti di pasar tradisional yang penuh dengan suara hiruk pikuk dalam bertransaksi.
Pembelajaran model pasar tumpah boleh dikatakan suatu metode belajar yang efektif dan inovatif bagi peserta didik SMA khususnya pada materi pelajaran Geografi SMA pada topik mempelajari keanekaragaman corak budaya daerah-daerah di Indonesia. Metode dapat melatih peserta didik untuk berani mengungkapkan pikiran dan isi hatinya sesuai kaidah ilmu pengetahuan yang mereka milikinya. (pkl1/ton)
Guru Geogarfi SMAN 1 Kesesi Kab. Pekalongan