RADARSEMARANG.COM, Mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) yang merupakan pengembangan dari mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Tidak lagi menjadi mapel kelompok adaptif seperti tertuang dalam Keputusan Dirjen Dikdasmen No. 330/D.25/KEP/KR/2017. Melainkan sudah masuk dalam mapel kompetensi keahlain (C3). Sehingga proses untuk mencapai tujuan pembelajaran tidak hanya proses kegiatan belajar-mengajar teori, namun dituntut untuk mampu menghasilkan produk yang bisa mencerminkan kompetensi keahlian masing-masing.
Untuk mencapai tujuan belajar itu, model Pembelajaran Berbasis Proyek (project based learning) merupakan salah satu cara yang dapat membantu guru untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan berpikir siswa. Karena pembelajaran ini memiliki potensi mewujudkan proses belajar yang bernilai guna tinggi, di mana siswa diajak untuk berkarya sesuai dengan bidang teknik yang dipelajari.
Menurut BIE 1999 dalam Trianto (2014), project based learning adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan memberi peluang siswa bekerja secara otonom mengonstruksi belajar mereka sendiri dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai realistik.
Model pembelajaran berbasis proyek (PBP) adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran melalui kegiatan penelitian untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu proyek tertentu. Salah satu keunggulan tersebut adalah bahwa model PBP dinilai merupakan salah satu model pembelajran yang sangat baik dalam mengembangkan berbagai keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa termasuk keteramplan berpikir, keterampilan membuat keputusan, kemampuan berkreativitas, kemampuan memecahkan masalah, dan sekaligus dipandang efektif untuk mengembangkan rasa percaya diri dan manajemen diri para siswa (Abidin, 2014). Hal ini selaras dengan kajiannya Krajcik, et al. dalam Abdurrahim (2011) pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pembuatan produk. Produk yang dibuat dengan serangkaian kegiatan perencanaan, pencarian, kolaborasi. menyarankan lima ciri-ciri dari pembelajaran berbasis proyek, yakni: driving question, investigation, artifacts, collaboration dan technological tools.
Mapel PKK khususnya Jurusan Teknik Pengelasan kelas XII SMK Negeri 1 Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, mengharuskan ada produk yang didesain berdasarkan kreativitas siswa. Didukung dengan pembelajaran abad 21 seperti kreatif, critical thinking skill, komunikatif dan kolaboratif. Dengan langkah-langkah: pertama, merancang. Penentuan proyek perancangan sebelum pelajaran dimulai. Kedua, penyusunan jadwal penyelesaian dengan fasilitas dan monitoring guru. Ketiga, desain atau gambar produk. Keempat, penyusunan laporan dan presentasi. Kelima, evaluasi proses dan hasil proyek. Keenam, promosi dan pemasaran produk.
Adapun produk yang dihasilkan dalam pembelajaran berbasis proyek di Jurusan Teknik Pengelasan SMK Negeri 1 Kaligondang kali ini adalah rak bunga yang terbuat dari besi, baik besi hola maupun besi cor. Ide pembuatan rak bunga diawali dari serangkaian pengamatan yang dilakukan peserta didik yang akhirnya mereka melihat adanya peluang pembuatan produk rak bunga dari besi. Setelah produk jadi, peserta didik bertugas memasarkan produknya, diawali dengan pembuatan brosur dan promosi melalui media sosial. Tidak hanya sampai di situ, peserta didik juga dituntut untuk memberikan pelayanan purnajual seperti melayani komplain dan masukan dari pelanggan.
Dengan metode pembelajaran PBL, peserta didik merasa lebih tertantang dan bisa menyalurkan ide-ide kreatif mereka. Sehingga pembelajaran lebih menarik dan tidak membosankan. Ditambah mereka memperoleh pengalaman bertemu langsung dengan konsumen dan mendapatkan imbalan dari hasil kerja keras mereka. Dengan demikian selepas lulus SMK mereka siap bekerja, melanjutkan atau berwirausaha. (ttg4/aro)
Guru PKK Jurusan Teknik Pengelasan SMK Negeri 1 Kaligondang, Kabupaten Purbalingga