30 C
Semarang
Sabtu, 30 September 2023

Pengembangan KETEMCE via ProPos dengan Tutor Sebaya

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, PENDIDIKAN hendaknya mampu menghasilkan individu yang mampu menghadapi tantangan dan memiliki keterampilan yang wajib dimiliki di abad 21. Dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 ditegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Salah satu permasalahan dalam pendidikan adalah proses pembelajaran yang masih lemah. Tidak semua guru memahami bahwa tujuan utama pembelajaran adalah untuk mengaktifkan potensi peserta didik sehingga peserta didik mampu mencari tahu dan menerapkan pengetahuannya pada sebuah keterampilan untuk membangun sikap mereka. Kenyataan menunjukkan masih banyak guru yang belum sepenuhnya memahami dan mengimplementasikan pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi dan kemampuan peserta didik secara maksimal. Sebaiknya seorang guru tidak hanya mentransfer materi tetapi juga pembentukan keterampilan 4C yaitu Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation.

Pengembangan Keterampilan 4C atau disingkat dengan “KETEMCE” dapat diatasi melalui model pembelajaran Problem Posing “ProPos” dengan memanfaatkan Tutor Sebaya. Keterampilan 4C merupakan empat keterampilan yang sangat penting pada abad ke-21. Keterampilan berkomunikasi atau bekerja sama merupakan keterampilan sosial yang sangat penting dalam membina hubungan dengan orang atau pihak lain. Keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah sangat penting untuk menghadapi permasalahan di sekolah maupun di masyarakat. Keterampilan berkreasi dan berinovasi sangat penting untuk bisa bersaing di tengah perubahan yang sangat cepat.

Sedangkan model pembelajaran problem posing dengan memanfaatkan tutor sebaya merupakan penugasan yang mewajibkan peserta didik untuk mengajukan soal dan penyelesaiannya melalui belajar soal dengan dibantu oleh seorang peserta didik yang tingkat pemahamannya lebih tinggi dibanding temannya. Model pembelajaran ini penulis terapkan pada peserta didik kelas VIIIA SMP Negeri 2 Pegandon dengan materi persamaan garis lurus semester 1 tahun pelajaran 2019/2020.

Skenario model pembelajaran problem posing dengan memanfaatkan tutor sebaya meliputi beberapa tahap, pertama guru menjelaskan materi pelajaran dan alat peraga yang disarankan, kedua guru memberikan latihan soal secukupnya, ketiga peserta didik mengajukan soal beserta pembahasannya yang dilakukan secara kelompok dengan bantuan tutor sebaya, keempat mendiskusikan soal dan pembahasan di tiap kelompoknya masing-masing, kelima menuliskan satu soal di kertas pelangi yang dibentuk menyerupai buah, dan yang terakhir menempelkan kertas bentuk buah tersebut di kertas karton dan mempresentasikannya.

Pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran problem posing dengan memanfaatkan tutor sebaya terbukti berhasil meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran yang dapat dilihat dari antusiasme, keaktifan, dan peran serta peserta didik dalam proses pembelajaran, meningkatkan keterampilan berkomunikasi (communication), bekerjasama (collaborative), berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving) juga meningkatkan kreasi dan inovasi (creativity and innovation) pada peserta didik kelas VIIIA SMP Negeri 2 Pegandon, sehingga peserta didik mampu menghadapi tantangan dan memiliki keterampilan yang wajib dimiliki di abad 21 sesuai amanat undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 3. (ikd1/zal)

Guru Matematika SMPN 2 Pegandon, Kendal


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya