RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pelaksanaan pendaftaran peserta didik baru (PPDB) untuk jenjang TK, SD, dan SMP Negeri di Kota Semarang sudah dimulai sejak Senin (13/6) lalu. Khusus jenjang SD pra pendaftaran dilakukan mulai Senin (13/6) sampai Jumat (17/6) pekan lalu.
Sementara jenjang SMPN proses Pra pendaftaran dimulai Senin (20/6) sampai Minggu (26/6) mendatang. Sementara proses pendaftaran PPDB online dilakukan mulai Senin (27/6) sampai Rabu (29/6).
Khusus jenjang SD, diketahui sudah ada 13.184 siswa yang masuk dalam nominasi calon peserta didik. Padahal dari data yang ada, jumlah daya tampung sebanyak 14.364 siswa, sehingga masih ada 1.180 kuota siswa yang masih kosong.
“Untuk PPDB online SD jumlah siswa yang masuk nominasi dan jumlah daya tampung memang tidak mencukupi atau kurang 1.180 siswa,” kata Plt Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang Sri Rahayuningsih Senin (20/6).
Aning begitu ia disapa menjelaskan, meski ada kekurangan siswa, PPDB tetap dilakukan secara online sesuai jadwal yang sudah ditetapkan. Sementara untuk memenuhi kuota siswa yang masih kosong untuk jenjeng SD, akan ditutup melalui pendaftaran offline ketika PPDB rampung. “Nanti akan diisi dengan pendaftaran offline di satuan pendidikan atau sekolah setelah PPDB rampung,” tuturnya.
Sementara untuk tingkat SMP, diprediksi akan memenuhi kuota pendaftar atau daya tampung yang ada. Wanita yang menjabat sebagai Ketua PPDB Kota Semarang ini menerangkan, Pra Pendaftaran sengaja dilakukan agar semua siswa bisa terakomodasi dan melakukan revisi ataupun melengkapi berkas yang kurang. “Saya kira kendala tidak ada. Kalau banyak yang kosong, mungkin karena banyak siswa yang memilihi sekolah swasta,” bebernya.
Dinas Pendidikan, kata Aning, mencatat usia anak sekolah untuk jenjang SD pada tahun ajaran baru ini sebanyak 15.849 anak. Jadi kekurangan siswa, terjadi karena beberapa faktor misalnya, memilih sekolah swasta ataupun tetap tinggal atau belajar di TK. “Mungkin juga masih ada yang duduk di TK B, karena usianya kurang 7 tahun, jadi mereka memilih tetap di TK dulu,” pungkasnya.
Sementara untuk proses pra pendaftaran jenjang SMP Negeri, ratusan orang tua siswa tampak datang ke kantor Dinas Pendidikan untuk melakukan pencocokan data, ataupun revisi kesalahan data dan lainnya. “Sengaja datang ke dinas pendidikan karena nilai rapor anak saya tidak keluar. Kemarin coba input online, namun terkendala jaringan,” ujar Ghani salah satu orang tua siswa.
Menurut dia, adanya posko yang dibuka di Dinas Pendidikan bisa mempermudah orang tua siswa yang mengalami kendala. Ia pun melakukan input yang dipandu petugas berbekal persyaratan seperti ijazah, KK, dan KTP orang tua. “Cukup mudah sih, tapi antrenya lumayan lama. Ini sudah klir dan tinggal menunggu pendaftaran saja,” pungkasnya.
Posko tersebut untuk mengakomodasi mutasi siswa dari luar kota. Misalnya sekolah asal dari luar kota namun ingin menimba ilmu di Kota Semarang. Seperti yang dilakukan Dewi, yang harus menginput nilai secara manual. “Masuknya tadi mutasi ke Kota Semarang, kebetulan saya warga Semarang hanya saja sekolah anak saya ada di Demak. Jadi harus mengurus rekomendasi dan input ulang. Ini sudah selesai dan tinggal menunggu pendaftaran online saja,” tambah wanita yang tinggal di Pedurungan.
Sedangkan Ketua Panitia PPDB SDN Pekunden Rohmad mengaku masih ada wali murid yang datang ke sekolah untuk minta blanko pendaftaran. Pihaknya pun memberi tahu prosedur PPDB online lewat laman ppd.semarangkota.go.id. Operator dan petugas PPDB pun dikerahkan untuk membantu para orang tua siswa yang mengalami kesulitan.
“Ada satu wali murid yang datang untuk meminta blanko pendaftaran. Akhirnya kami tuntun untuk melaksanakan PPDB online. Kami jelaskan link-nya, prosedur pendaftaran, dan pengisiannya,” jelasnya saat ditemui RADARSEMARANG.COM di SDN Pekunden Senin (20/6).
Daya tampung di SDN Pekunden sebanyak 56 siswa. Sementara data yang masuk hingga pukul 14.00 mencapai 42 siswa. Menurutnya grafik, akan terus naik hingga hari ketiga. Hari pertama PPDB dilaksanakan, sudah ada empat wali murid yang datang ke SDN Pekunden. Keluhannya sama. Rata-rata takut mengisi berkas.
Kepala SDN Pekunden Abdul Khalik menambahkan, siswa yang diterima di SDN Pekunden berdasarkan data Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang. Prioritas siswa yang diterima, biasanya dari segi umur. Semakin tua umurnya pasti akan diterima. “Umur tujuh tahun ke atas itu yang diprioritaskan. Sementara siswa berumur tujuh tahun ke bawah bisa diterima jika mendapat rekomendasi dari psikolog,” akunya.
Rata-rata siswa yang mendaftar melalui jalur zonasi, meliputi Kelurahan Barusari, Karang Kidul, Miroto, Mugas, Pekunden, Pleburan, Sekayu dan Brumbungan.
Tampung 217 Ribu Siswa PPDB Jateng
Sementara itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng menyiapkan daya tampung sebanyak 217.761 peserta didik baru di seluruh SMAN dan SMKN Jateng. Setara dengann 6.059 rombel atau kelas.
Kepala Disdikbud Uswatun Hasanah mengungkapkan terdapat total 595 SMAN dan SMKN yang akan menampung peserta didik tahun ajaran baru mendatang. Terdiri dari 361 SMA Negeri dan 234 SMK Negeri di Jateng.
Perkiraan jumlah lulusan SMP sederajat kita di pada tahun pelajaran 2021/2022 ini ada 522.295,” ujar Uswatun kepada RADARSEMARANG.COM.
Dijelaskan, kapasitas daya tampung di SMA Negeri sebanyak 3.229 rombel atau kelas. Setara dengan 116.102 peserta didik baru. Sedangkan SMK Negeri memiliki kuota 2.830 rombel atau kelas. Setara dengan 101.679 peserta didik.
Saat ini proses PPDB 20022 memasuki tahap pengajuan akun verifikasi berkas dan aktivasi akun sampai 28 Juni mendatang. Kemudian pendaftaran dan perubahan sekolah pilihan berlangsung pada 29 Juni hingga 1 Juli 2022 pukul 16.00.
Lalu berikutnya evaluasi dan validasi berlangsung selama dua hari, 2-3 Juli. Kemudian hasil PPDB 2022 resmi diumumkan pada 4 Juli, selambat-lambatnya pukul 23.55 WIB. Tahap terakhir yakni daftar ulang pada 5-7 Juli. “Awal tahun ajaran baru kami mulai 11 Juli 2022,” imbuhnya.
Untuk SMA, ada jalur zonasi sebanyak 55 persen, jalur prestasi 20 persen, jalur afirmasi 20 persen yang terdiri dari siswa miskin 13 persen, anak tenaga kesehatan 3 persen, anak panti 2 persen dan anak yatim piatu akibat covid-19 2 persen. Selain itu, ada juga jalur perpindahan orang tua sebesar 5 persen.
Sementara untuk SMK Negeri, dibuka jalur prestasi 75 persen, afirmasi 15 persen dan jarak terdekat 10 persen. Pihaknya menyarankan agar peserta yang belum lolos ke sekolah negeri pilihannya untuk tetap bersemangat dan mendaftar ke pilihan sekolah swasta lainnya. (den/kap/taf/ida)