26 C
Semarang
Minggu, 3 Desember 2023

Museum Ranggawarsita Pamerkan 40 Rupa Wayang

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Museum Ranggawarsita menampilkan 40 rupa wayang dalam Pameran Tematik Rupa Wayang Nusantara. Pameran sebagai upaya untuk mengenalkan dan mempertahankan budaya jawa yang mulai banyak ditinggalkan generasi muda.

Beragam jenis wayang ditampilkan di Arena Selasar Museum Ranggawarsita mulai 9-13 Mei 2023. Selama lima hari, museum akan dibuka secara gratis. Tujuannya untuk memberikan ruang pada peserta didik di berbagai tingkatan agar dapat mengenal wayang.

Kegiatan dibuka Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah Uswatun Hasanah. Perwakilan siswa juga unjuk gigi dengan menampilkan tarian wayang wanara dan karawitan.

Selain itu juga ada pertunjukan wayang beber. Ketika dibuka para siswa yang sudah menunggu langsung masuk selasar. Mereka melihat sembari memainkan perlahan wayang-wayang yang ditampilkan.

“Museum kita harapkan bisa menjadi salah satu sumber media pembelajaran. Kita gak usah kemana-mana mencari sumber untuk menginspirasi penguatan pendidikan karakter. Sebenarnya kalau kita menggali budaya kita sendiri Insya Allah semuanya sudah tersajikan,” kata Uswatun usai membuka Pemeran Tematik Rupa Wayang Nusantara di Museum Ranggawarsita, Selasa (9/5).

Menurutnya orang Indonesia harus bangga memiliki keragaman budaya. Seperti wayang menjadi satu diantara warisan yang diakui UNESCO sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity.

Kepala Museum Ranggawarsita Djoko Nugroho Witjaksono mengatakan ada 40 rupa wayang yang ditampilkan. Terdiri dari wayang golek samin, wayang suket, wayang potehi, wayang klithik, wayang punakawan, dan lainnya. Tema wayang diambil agar generasi muda dapat melestarikan budaya jawa yang telah diakui UNESCO.

“Kami ingin membuat masyarakat generasi muda memahami diri sendiri melalui kebudayaan yang dimilikinya. Salah satu budaya jawa adalah wayang dan sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia,” ungkapnya.

Pihaknya mengaku wayang bukan hanya sekedar tontonan, melainkan bisa menjadi tuntunan. Dibuktikan dalam setiap lakon pewayangan banyak terkandung nilai edukasi yang dapat dijadikan prinsip dalam menjalani hidup. Karena itu warisan budaya ini harus dilestarikan.

“Contoh-contoh orang alim, orang yang licik, dan sebagainya, ada di wayang. Semua memberi pelajaran kepada kita bagaimana menjalani hidup ini supaya lebih baik. Dan itu bisa ditemukan melalui pelajaran yang dipetik,” akunya.

Siswa SMP Nusa Bhakti Semarang, Robbi Bagas Saputra mengaku senang dapat belajar tentang berbagai jenis wayang. Wayangnya bagus-bagus dan bisa mengetahui berbagai jenis wayang.

“Ada wayang purwa, ada potehi, wayang suket juga. Harapannya sering diadakan kegiatan seperti ini, jadi siswa  dapat berkunjung sekaligus belajar,” akunya. (kap/fth)

Reporter:
Khafifah Arini Putri

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya