RADARSEMARANG.COM, Semarang – Merespons wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang melanda ternak, LDII Kota Semarang mewajibkan surat keterangan sehat bebas PMK. Terutama untuk setiap hewan kurban yang disembelih di setiap Pimpinan Anak Cabang (PAC) di masjid binaan LDII Minggu (10/7).
Total pada Idul Adha 1443 Hijriyah ini, LDII Kota Semarang menyembelih 307 sapi dan 75 kambing, meningkat daripada tahun lalu. Jika dikonversikan dalam rupiah diperkirakan mencapai sekitar Rp 7,7 miliar dengan harga Rp 25 juta per ekor sapi. Untuk mencegah kerumunan, kata Ketua DPD LDII Kota Semarang Suhindoyo, panitia mendatangi rumah penerima kurban.
“Beberapa PAC juga menyembelihkan hewan kurbannya ke RPH sesuai arahan Pemkot Semarang,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Seperti tradisi LDII, jamaah mulai menabung kurban sejak tahun baru hijriyah. Pasalnya, mereka menilai keutamaan ibadah kurban setara dengan mati syahid. Meski begitu, iuran tabungan kurban dilakukan sesuai kemampuan masing-masing.
“Di Masjid Al Kautsar ini kami menyembelih 8 sapi dan 8 kambing dari 147 orang, hasil tabungan juga Rp 280 juta. Ini Rp 10 juta lebih banyak dari tahun kemarin,” papar Ahyani, ketua takmir masjid.
Diprediksi jumlah kurban tersebut akan menghasilkan lebih dari 1 ton daging dan dibagikan kepada seribu orang lebih. Selain jamaah dan masyarakat setempat, panitia juga mengalokasikan sejumlah daging ke pondok pesantren dan panti asuhan di Kota Semarang.
Di samping itu, Babinkatibmas kali ini berkeliling ke titik penyembelihan kurban untuk mengecek kelengkapan SK sehat yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Hewan untuk setiap ekor sapi. Sehingga hasil daging kurban betul-betul aman dikonsumsi.
Hal ini sejalan dengan intruksi Yenuarso kepada panitia di tingkat PAC dan PC untuk mencari hewan yang sehat dan terhindar dari PMK. “Dalam penyembelihannya pun juga dilakukan oleh petugas yang kompeten dan sesuai syariat Islam” pungkas Gus Yen sapaan akrabnya. (taf/ida)