RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Pemerintah Kota Semarang bersama PLN Region Jateng-DIY terus mempopulerkan kendaraan berbasis listrik. Komitmen tersebut ditandai dengan peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di kantor PLN UP 3 Jalan Pemuda Kamis (16/1). SPKLU itu pertama di Kota Semarang.
Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang melakukan peresmian mengungkapkan rasa bangganya. “Akhirnya Kota Semarang memiliki SPKLU yang berarti Semarang telah bersiap untuk mempopulerkan kendaraan berbasis listrik baik roda dua maupun roda empat,” ungkap Ita, sapaan akrabnya.
Pihaknya menyebut bahwa SPKLU ini bisa menjadi tambahan spirit bagi Pemkot Semarang dalam menyosialisasikan Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Battery Electric Vehicle untuk Transportasi Jalan.
Ita menyebut saat ini di Kota Semarang sudah terdapat beberapa kalangan masyarakat dan vendor yang menggunakan kendaraan listrik untuk disewakan. Khususnya di Kota Lama. Bahkan beberapa waktu lalu, Gojek beserta Bank Indonesia juga telah memberikan program CSR berupa golf car bertenaga listrik untuk operasional di kawasan wisata Kota Lama. Demikian pula Pemkot Semarang juga telah memanfaatkan penggunaan sepeda listrik.
Tentu dengan adanya SPKLU akan meningkatkan operasional kendaraan berbasis listrik. Sehingga dapat mengurangi polusi udara sekaligus mendukung iklim wisata di Kota Semarang. Terlebih Kota Lama telah direncanakan sebagai ‘kawasan biru’ bebas kendaraan bermotor. Saat ini dalam tahap pemberlakuan Car Free Night. “Kota Lama titik yang bisa dipakai, lalu ada Simpang Lima, karena kalau Car Free Day sudah banyak orang yang menggunakan sepeda listrik,” ungkap Ita.
Komitmen kerja sama antara PLN dengan Pemkot Semarang dalam meningkatkan kepedulian lingkungan tidak hanya melalui pengembangan SPKLU saja, melainkan juga berbagai hal. Seperti perjanjian jual beli listrik yang dihasilkan dari sampah Jatibarang menggunakan PLTSa, pembuatan jaringan kabel listrik bawah tanah Kota Lama pasca revitalisasi, hingga rencana reaktivasi trem.
“Saat ini sedang dilakukan kajian reaktivasi trem yang berbasis listrik. Sehingga moda transportasi masal tidak memakai bahan bakar minyak, tetapi menggunakan listrik sehingga lebih ramah lingkungan,” pungkas wakil wali kota. (*/zal)