RADARSEMARANG.COM, Demak – Kepala Desa (Kades) Gemulak, Kecamatan Sayung, Abas Nastain (ABN), Selasa (3/3/2020) petang ditahan Kejaksaan Negeri (Kejari) Demak. Ia telah dititipkan di Rumah Tahanan (Rutan) Demak.
Kajari Demak Muhamad Irwan Datuiding mengatakan, tersangka ditahan setelah dilakukan penyidikan oleh pihak kejaksaan terkait penggunaan Dana Desa (DD) 2019 dan dana lainnya yang diduga dikorupsi. “Kita tahan karena ancaman hukuman di atas 5 tahun. Yaitu dikenai pasal 2 dan 3 UU Tipikor. Selain itu, alasan objektif dan subjektif. Termasuk khawatir melarikan diri,” katanya.
Tersangka diduga telah menyalahgunakan DD pencairan tahap ketiga sebesar Rp 418.471.600. Dana tersebut mestinya untuk pembangunan infrastruktur. Namun, justru diduga dipakai untuk investasi pribadi. “Dana tersebut setelah dicairkan oleh bendahara desa kemudian diminta kades diduga untuk digunakan secara pribadi. Sebelum diserahkan ke tersangka, bendahara desa minta agar kades tersebut membuat surat pernyataan terkait uang yang diminta tersebut,” ujar Irwan didampingi Kasi Pidsus Intan Lasmi Sutanto dan Kasi Intel Faturahman.
Selain DD tersebut, tersangka juga diduga telah menggunakan dana retribusi desa sebesar Rp 49.127.558, dana pajak (PPN dan PPH) sebesar Rp 30.370.711, dana PAD sebesar Rp 13.950.000 dan dana desa (DD) tahap dua sebesar Rp 50 juta yang seharusnya dipakai untuk perbaikan 25 rumah tidak layak huni di Desa Gemulak. “Pencairan DD sendiri sekitar bulan Agustus dan September 2019,” katanya. total uang yang diduga dikorupsi adalah Rp 599.141.565.
Kajari menegaskan, dugaan korupsi telah dilakukan secara sempurna. “Ada tujuan untuk menyalahgunakan anggaran desa tersebut. Bukti-bukti dalam selama dilakukan penyidikan telah terpenuhi,” ujarnya. Untuk mengembalikan uang negara tersebut, pihak kejaksaan telah menginventarisasi aset tersangka dan siap dilakukan penyitaan. (hib/ton/bas)
