RADARSEMARANG.COM, Semarang – Kondisi politik di Jawa Tengah saat ini berpengaruh pada Pilkada serentak 9 Desember mendatang. Berdasarkan Kajian Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Jawa Tengah, kondisi politik tersebut membuat beberapa pihak untuk tidak ikut dalam kontestasi Pilkada serentak. Artinya, pasangan calon (paslon) tunggal melawan kotak kosong akan banyak terjadi di wilayah Jateng.
Ketua LHKP PW Muhammadiyah Jateng Khafid Sirotudin menyebutkan, setidaknya akan ada tujuh Pilkada di Jateng melawan kotak kosong. Ketujuh daerah tersebut yakni Kota Solo, Kabupaten Boyolali, Demak, Grobogan, Kebumen, Kota Pekalongan, dan Kota Semarang.
“Melihat konstelasi politik yang ada, kemungkinan terjadi pasangan calon tunggal di tujuh daerah itu,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Menurut Khafid, paslon tunggal dalam Pilkada 2020 merupakan realitas demokrasi di Indonesia. “Bukankah dalam pilkades (pemilihan kepala desa) di kabupaten se-Jateng hal tersebut (paslon tunggal) biasa terjadi,” katanya setengah bertanya.
Jika nanti paslon tunggal memang terjadi di 7 kabupaten/kota di Jateng, setidaknya ada beberapa catatan kritis terkait pelaksanaan pilkada langsung. Pertama, pelaksanaan demokrasi substansif semakin jauh dan lebih dekat ke arah demokrasi prosedural. Kedua, kurang berhasilnya partai politik melakukan kaderisasi.
“Banyak ketua parpol dan anggota DPRD yang tak berani mencalonkan diri sebagai bakal calon kepala daerah atau wakil kepala daerah,” terangnya.
Ketiga, penyelenggaraan pilkada langsung membutuhkan cost politic yang semakin mahal dari kontestan.
Seperti diketahui, Pilkada serentak 2020 rencananya akan digelar 9 Desember mendatang. Di Jateng ada 21 kabupaten/kota yang akan menggelar Pilkada serentak ini.
Sekretaris DPD PDIP Jateng Bambang Kusriyanto mengatakan, apabila paslon yang diusung partainya dalam Pilkada akan melawan kotak kosong, semua kader tetap diminta untuk tegak lurus.“Melawan kotak kosong atau tidak, kader kita di semua daerah di Jateng supaya tetap tegak lurus dan mengawal siapapun yang diusung partai,” ujar Krebo – sapaan akrabnya.
Selain itu, meski beberapa tempat pilkada di atas kertas pasangan yang diusung partainya akan melawan kotak kosong, ia meminta kader tetap merapatkan barisan. “Jangan sampai lengah tetap rapatkan barisan,” tegasnya. (ewb/aro/bas)