RADARSEMARANG.COM – EKOSISTEM merupakan materi kelas VII. Ekosistem merupakan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Materi ekosistem mencakup komponen ekosistem yang berupa biotik dan abiotik, interaksi antar makhluk hidup baik satu spesies maupun beda spesies, interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya, berbagai macam gejala alam biotik dan abiotik, saling ketergantungan berbagai komponen ekosistem. Pembelajaran satu arah oleh guru di dalam kelas memberi kesan kelas yang pasif sekalipun guru menambahkan dengan berbagai gambar penunjang.
Dalam pembelajaran ekosistem, siswa semestinya tidak berada di dalam kelas melulu tetapi harus keluar kelas untuk observasi/pengamatan. Desain pembelajaran yang dibuat guru harus mengoptimalkan lingkungan sebagai objek sekaligus sebagai sumber belajar. Guru memulai dari perencanaan awal pembelajaran, bentuk kegiatan siswa secara kelompok selama pembelajaran di luar kelas, lembar kerja siswa, penilaian, sampai tindak lanjutnya. Untuk mematangkan konsep ekosistem, maka guru harus menerapkan pendekatan Jelajah Alam Sekitar.
Pendekatan pembelajaran Jelajah Alam Sekitar dapat didefinisikan sebagai pendekatan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan alam sekitar  peserta didik baik lingkungan fisik, sosial, teknologi maupun budaya sebagai objek belajar biologi yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah (Marianti & Kartijono, 2005). Ciri kegiatan pembelajaran dengan pendekatan penjelajahan alam sekitar adalah: pertama, dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung, tidak langsung maupun menggunakan media. Kedua, ada kegiatan peramalan, pengamatan, dan penjelasan. Ketiga, ada laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan, gambar, foto atau audiovisual.
Pendekatan pembelajaran Jelajah Alam Sekitar (JAS) menekankan pada kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi dunia nyata. Pendekatan JAS dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh siswa, pendekatan ini memungkinkan peserta didik dapat mempelajari berbagai konsep dan mengaitkannya dengan dunia nyata sehingga hasil belajarnya lebih berdaya guna.
Pembelajaran di luar kelas dalam suasana menyenangkan membuat siswa antusias saat bekerja secara kelompok untuk memahami secara nyata konsep individu, populasi, komunitas, dan ekosistem. Bahkan siswa dapat merekonstruksi/membuat definisi sendiri dengan tidak menyimpang dari teori yang dipelajari. Penegasan konsep terbangun dengan baik dalam pikiran selama observasi lingkungan. Kegiatan selanjutnya siswa mencatat berbagai interaksi antar makhluk hidup, peran setiap jenis makhluk hidup, bentuk ketergantungan yang nampak secara nyata di lingkungan.
Kejelian dan keunikan dalam pengamatan akan memberikan sensasi pengembangan pengetahuan dalam diri siswa. Munculnya berbagai sikap sosial dalam kebersamaan yang nampak terpapar nyata, menyiratkan motivasi belajar siswa. Jalinan sosial secara alami mudah diamati guru saat memberikan penilaian aspek sikap sosial. Tidak dipungkiri sikap ilmiah selama kegiatan di luar kelas juga terlihat jelas.
Setelah observasi lingkungan dilanjutkan presentasi setiap kelompok. Dari presentasi ini, guru dapat menilai sejauh mana konsep materi sudah dikuasai secara benar oleh siswa. Di akhir pembelajaran guru tinggal membimbing siswa untuk penegasan konsep materi.
Pendekatan pembelajaran Jelajah Alam Sekitar materi ekosistem memberi keleluasaan kepada peserta didik untuk membangun gagasan yang muncul dan berkembang setelah pembelajaran berakhir. Dalam mengeksplorasi lingkungan, siswa akan berinteraksi dengan fakta yang ada di lingkungan. Masyarakat belajar juga nampak selama pembelajaran di luar kelas. Sikap ilmiah secara otomatis juga muncul dalam pembelajaran. Karenanya guru perlu memaksimalkan lingkungan sebagai sumber belajar melalui pendekatan Jelajah Alam Sekitar karena terbukti meningkatkan pengetahuan, pengalaman, sikap sosial dan sikap ilmiah siswa. (igi2/aro)
Guru SMP Negeri 5 Salatiga