RADARSEMARANG.COM – DI era globalisasi ini  internet sudah menjadi hal yang penting bagi sebagian besar masyarakat di seluruh dunia yaitu untuk kepentingan bisnis, berita, media belajar, forum komunikasi, hingga banyak informasi secara global dapat dilakukan dengan internet.
Salah satu komponen masyarakat yang paling sering menggunakan internet adalah pelajar. Pelajar mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan untuk kepentingan pendidikannya.  Internet yang seharusnya digunakan untuk hal-hal yang positif, misalnya untuk urusan bisnis, penyebaran berita, menjalin tali silaturahmi, serta berbagai informasi dari seluruh dunia, disalahgunakan untuk tujuan lain yang bersifat buruk.
Namun sangat disayangkan karena banyaknya menggunakan internet kususnya pelajar sebagai jejaring sosial seperti Facebook, BBM, Line, WA dan Twitter, dan lain-lain seringkali disalah gunakan hingga dapat merusak karakter pelajar. Padahal fungsi utaman intrnet adalah menghubungkan seluruh orang didunia, namun banyak remaja yang menjadi kecanduan dengan jejaring sosial tersebut sehingga mengakibatkan prestasi belajarnya menurun. Tak sedikit remaja yang memfungsikan jejaring sosial sebagai curahan hati, namun seringkali menggunakan ungkapan yang kurang sopan. Sampai terjadinya tindak kriminal yang dimulai dari jejaring sosial.
Biasanya, remaja /pelajar belajar di berbagai tempat yang mempunyai fasilitas fasilitas   hotspot, seperti di sekolah, kafe dan memungkinkan membawa laptop, biasanya sering kali internet digunakan dengan alasan belajar, padahal justru bermain internet yang tak berhubungan dengan pelajaran.
Berdasarkan survei yang saya lakukan, ternyata sebagian siswa yang membawa laptop menggunakannya untuk facebookan, nonton film barat (Korea), sementara yang lain terkadang bermain game atau mengunduh sesuatu yang tak ada hubungannya dengan pelajaran. Sungguh disayangkan. Hasil survei Online Survival Guide Consumer Reports secara global per September 2005, 47 persen responden mengaku menerima konten serta pesan sampah (spam) bernada pornografi. Dari riset itu diperkirakan lebih dari dua juta anak secara tak sengaja melihat pesan sampah yang diduga porno.
Kemudian, berdasarkan riset Finkelhor, Mitchell, dan Wolak dari Online Victimazation pada Juni 2000, enam dari sepuluh remaja usia belasan menerima email atau pesan instan (IM) dari orang yang tak dikenal, di mana 63 persen di antaranya mengaku merespon balik pesan yang diterimanya.
Mengapa remaja sering menyalahgunakan internet ? Hal tersebut disebabkan oleh kondisi psikologisnya masih labil, ingin mencurahkan isi hati, kondisi lingkungan yang kurang memperhatikannya (kasih sayang yang kurang dari kedua orangtuanya), atau kondisi lingkungan tempat tinggal yang kurang peduli dengannya, ingin mengekspresikan diri,  Coba-coba. seringkali remaja/ pelajar membuka situs web di internet karena coba-coba. Misalnya sebuah iklan di sebuah situs web. namun, dapat menjadi kebiasaan yang buruk.
Sehingga dampak yang ditimbulkan penyalahgunaan internet oleh remaja adalah kecanduan, sudah banyak remaja yang kecanduan internet sebagai jejaring sosial. Hal ini harus dihindari oleh siapapun karena akan membuang waktu dan uang untuk hal yang kurang penting. Tindak Kriminal seperti pembobolan produk yang mengakibatkan kerugian, purnografi ,tidak peduli dengan lingkungan , boros yang akan merusak moral dan karakter anak bangsa.
Upaya yang dilakukan untuk membangun karakter remaja atau pelajar supaya memanfaatkan internet dengan baik, di antaranya adanya peran orang tua untuk memperhatikan putra putrinya dengan meletakkan komputer di ruang keluarga, gadget anak tidak di-password dan dicek, memberikan pengertian dampak positif dan negatifnya tentang internet, untuk mendukung kegiatan belajar mengajar dan sebagai bagian informasi yang berkaitan dengan pelajaran dan tugas siswa menjadi media yang mengasyikan, tidak menjadikan TIK sebagai media satu-satunya dalam PBM, dapat meningkatkan rasa solidaritas antar sesama teman, dapat berteman dengan siapapun dan dapat mengasah kemampuan berbahasa.
Jika guru mampu menerapkan kebijakan penggunaan internet dengan baik kepada siswa, maka diyakini internet akan membawa berkah bukan musibah. Kondisi saat ini yang mau tidak mau, guru dan orang tua harus berperan aktif mengawasi penggunaan internet pada anak mereka. Upaya menasihati saja tidak cukup. Perlu komitmen dan membangun disiplin positif kepada remaja. (tj3/aro)
Guru SMA Negeri 1 Semarang