Sekitar 3.000 warga Desa Kalimendong, Kecamatan Leksono, Rabu (4/9) kemarin, memadati lapangan desa setempat. Mereka merayakan syukur panen hasil bumi. Warga memboyong 20 gunungan buah-buahan berbagai sayuran serta ratusan tumpeng.
SUMALI IBNU CHAMID, Wonosobo
SEJAK pukul 08.00, warga Kalimendong tampak antusias memboyong tumpeng. Mereka berkumpul di setiap gang. Masing-masing RT sudah menyusun gunungan buah buahan dan sayuran. Menariknya, hampir semua RT menyuguhkan gunungan salak sebagai potensi desa.
Warga lantas bersama-sama keluar dari jalan gang dan berurutan masuk jalan desa. Mereka mengirab gunungan menuju lapangan desa. Prosesi kirab menjadi tontonan warga desa tetangga. Ribuan orang berkunjung dan menyaksikan prosesi gunungan.
Kepala Desa Kalimendong, Sugito, mengatakan, kegiatan Merti Kitri, merupakan acara tahunan yang dihelat warganya. Kegiatan diperingati setiap Muharram. Tujuannya, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah menyuburkan tanah warga. Sehingga setiap tahun warga mampu menanam salak dan menghasilkan panen berlimpah. “Desa kami salah satu produsen salak terbesar di Wonosobo. Salak menjadi komoditas utama petani desa kami.”
Selain gunungan hasil bumi, Sugito menyebut, warga juga membuat tumpeng. Setelah prosesi, tumpeng dibawa pulang untuk dinikmati bersama tetangga dan tetamu. “Tumpeng tiap warga didoakan dan rasanya lebih nikmat untuk jamuan tamu.”
Camat Leksono Agus Fajar Wibowo mengatakan, tradisi Merti Kitri sangat bermakna bagi masyarakat desa. Selain sebagai ungkap syukur, juga wujud guyub rukun dan gotong-royong. Juga mendorong terwujudnya desa wisata. “Potensi Kalimendong salak yang rasanya manis, ini bisa menjadi objek wisata juga.” Camat Agus mengapresiasi kegiatan tersebut. “Saya menilai tradisi ini sangat baik, apalagi juga disuguhkan seni dan budaya local. “ Selesai kirab dan rebutan gunungan, Merti Kitri dilanjut dengan pentas seni tradisional tari tayub. (*/isk)